TRIBUNHEALTH.COM - Masih banyak masyarakat yang belum memahami penyakit HIV/AIDS sepenuhnya.
HIV/AIDS merupakan penyakit menular seksual yang sudah banyak dialami oleh masyarakat.
dr. Binsar Martin menjelaskan bahwa HIV/AIDS merupakan syndrome atau kumpulan gejala.
Terdapat dua terminologi yang pertama adalah HIV.
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.
Apabila penyakit HIV ini tidak diobati, dan virus ini berkembang, maka akan menjadi AIDS.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Perawatan Saluran Akar? Berikut Penjelasan drg. Ummi Kalsum
Penyakit AIDS akan bermanifestasi pada stadium lanjut, maka HIV adalah awal dari penyakit AIDS.
Diketahui adanya istilah ODA atau orang dengan HIV/AIDS.
dr. Binsar menyampaikan bahwa HIV akan menjadi AIDS dalam jangka waktu biasanya 5 tahun, apabila tidak diobati.
HIV adalah suatu virus yang bekerja secara retroviral atau bekerja dengan cara bereplikasi di dalam tubuh manusia, dan bekerja merusak pada satu bagian di sel limfosit manusia yang bernama CD4.
dr. Binsar menjelaskan bahwa CD4 adalah sel yang akan menentukan imunitas manusia.
Baca juga: drg. Muhammad Ikbal: Setelah Pemasangan Gigi Palsu Semestinya Tidak Ada Keluhan Sakit
Ketika CD4 dirusak, maka jumlah CD4 akan turun dalam tubuh manusia.
Begitu jumlah CD4 mengalami penurunan, maka dapat dipastikan kekebalan tubuh akan berkurang.
Akibat yang ditimbulkan dari penurunan CD4 adalah mudahnya terinfeksi oleh kuman, yang di dalam tubuh manusia sehat tidak akan menimbulkan manifestasi penyakit.
Contohnya jamur, jika jamur menyerang manusia yang memiliki CD4 dengan kondsi sudah hancur atau drop maka akan menimbulkan penyakit sarkoma kaposi (pada penderita penyakit ADIS) atau sariawan pada mulut.
dr. Binsar menjelaskan bahwa orang normal tidak akan sariawan, tetapi dengan adanya jamur pada penderita CD4 yang turun akibat terinfeksi HIV, maka akan terjadi kandidiasis oral atau jamur kandida di mulut yang akan berkembang biak.
Baca juga: DNA Skin Booster Laser Treatment Bertujuan untuk Meningkatkan Regenerasi Kulit
HIV tidak akan terjadi dengan sembarangan tertular atau melakukan kontak fisik.
Diketahui bahwa kontak HIV melalui cairan tubuh.
Penularan melalui cairan tubuh bisa dikarenakan hubungan seks (cairan vagina dan sperma)
Selain dari hubungan seks, penularan bisa didapat melalui darah yang bisa didapat dari transfusi dan penggunaan jarum suntik pada orang-orang pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik.
Tak hanya melalui hubungan seks dan transfusi, penularan HIV bisa didapat dari plasenta.
Baca juga: Mungkinkah Penggunaan Tusuk Gigi Bisa Menyebabkan Peradangan Gusi? Berikut Ulasan drg. Anastasia
Ibu penderita HIV dapat menularkan virus HIV pada janin melalui aliran darah di plasenta.
Ternyata HIV juga bisa ditularkan melalui ASI, artinya anak-anak beresiko tertular melalui ASi.
dr. Binsar mengatakan bahwa yang harus diwaspadai adalah media cara penularan HIV/AID tidak menular melalui udara atau air.
Penyakit HIV juga tidak menular melalui keringat, air mata, air liur ataupun sentuhan fisik.
Ini disampaikan pada channel YouTube Tribunnews.com bersama dengan dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS. Seorang medical sexologist. Sabtu (27/11/2021)
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)