TRIBUNHEALTH.COM - Sebenarnya tidak banyak orang memiliki mental yang benar-benar sehat.
Gangguan pada mental seseorang tidak hanya halusinasi saja, tetapi delusi juga menjadi gangguan mental serius.
Baik halusinasi maupun delusi terjadi ketika otak memproses suatu hal yang sebenarnya tidak terjadi.
Delusi dan halusinasi kerap disalah artikan sebagi hal yang sama, dan ternyata keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Delusi adalah keyakinan yang dipegang secara kuat namun tidak akurat, di mana keyakinan tersebut tanpa bukti.
Misalnya seseorang merasa diikuti oleh orang lain, merasa menjadi target dicelakai, atau merasa menjadi target disantet oleh orang lain.
Baca juga: Bayi yang Akan Lahir Bisa Diprediksi Tingginya, Ini Rumus Menghitung Perkiraan Tinggi Badan
Perbedaan antara delusi dan halusinasi ialah sebagai berikut:
Halusinasi adalah indra melihat namun yang dilihat bukan yang seharusnya dilihat.
Misalnya jendela tampak makhluk halus, atau benda-benda lain.
Halusinasi lain misalnya terlinga terasa ada yang berbicara.
Sedangkan delusi lebih ke keyakinan yang salah.
Misalnya merasa dirinya diikuti oleh seseorang, dirinya diomongin orang atau merasa dirinya sebagai seseorang yang hebat menjadi orang pilihan.
Delusi bisa sembuh tentunya dengan membangunkan kesadaran yang benar.
Baca juga: Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Muncul di Area Kaki, Makin Terasa Parah pada Malam Hari
Berpikir logis dan realistis membuat orang terhindar dari delusi.
Apa saja penanganan yang dilakukan untuk menyembuhkan delusi?
Berikut adalah penjelasan Adib Setiawan, S.Pdi., M.Psi. (Psikolog di www.praktekpsikolog.com). Seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Ia bertugas di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia Cabang Tangsel.
Saat ini juga menjadi Koordinator untuk cabang Bintaro-Jaksel, Rawamangun-Jaktim, Pondok Aren-Tangsel, Cileungsi-Perbatasan Bogor Bekasi, Semarang, Makassar dan Surabaya.
Baca juga: Dokter Jelaskan Efek Samping Booster Vaksin Covid-19, Tubuh Merasa Lelah dan Nyeri di Area Lengan
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
Riwayat Pendidikan Adib Setiawan:
- S1 Psikolog UIN Jakarta 2001-2005
- S2 Profesi Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta 2007-2009
Pengabdian Masyarakat:
- Relawan medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto Kementerian Pertahanan pada 2020 selama 2 bulan
- Relawan bencana alam di Selat Sunda bidang psikologi pada Desember 2018 - Januari 2019
Baca juga: Minum Jus Buah Asli Bisa Tingkatkan Kesehatan Jantung, Apakah Kandungan Gulanya Tak Berisiko?
- Relawan psikolog di Yayasan Cinta Harapan Indonesia Autism Center 2008-sekarang
Profil lengkap Adib Setiawan, S.Pdi., M.Psi. bisa dilihat disini.
Pertanyaan:
Apa saja penanganan yang dilakukan untuk menyembuhkan delusi pak?
Anggra, Solo
Adib Setiawan, S.Pdi., M.Psi. menjawab:
Delusi bisa sembuh dengan berpikir rasional, berlatih menerima kenyataan hidup saat ini, berlatih memecahkan masalah, berlatih berusaha, dan mengisi aktivitas sehari-hari dengan kegiatan positif mulai dari belajar, kuliah, bekerja, olahraga, beribadah, berteman, berkomunikasi dengan orang lain dan kegiatan positif lainnya.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)