TRIBUNHEALTH.COM - Vaginismus merupakan satu di antara masalah seksual yang bisa dialami perempuan.
Perempuan dengan kondisi ini tubuhnya 'menolak' untuk berhubungan seksual.
Vagian perempuan dengan kondisi ini akan merasakan sakit dan nyeri ketika dilakukan penetrasi.
Untuk mengobati vaginismus, diperlukan pemeriksaan medis yang mendalam, dilansir TribunHealth.com dari CNA, Selasa (16/11/2021).
Dari pemeriksaan tersebut, dokter akan mencoba mengetahui apakah penyebabnya infeksi, endometriosis, hingga masalah struktural.
Jika semua itu tak terjadi, penyebab paling umum dari vaginismus ternyata faktor psikologis.
Baca juga: Vaginismus dan Dispareunia, 2 Penyebab Hubungan Seksual Terasa Menyakitkan pada Perempuan
Baca juga: Vaginismus pada Perempuan Berkaitan dengan Sisi Psikologis, Ginekolog Jelaskan Cara Mengatasinya

Hal itu disampaikan oleh Associate Professor Tan Thiam Chye, seorang dokter kandungan dan ginekolog di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.
“Ini perlu diskusi dengan psikolog,” kata Assoc Prof Tan.
Kebetulan, studi KKH baru-baru ini tentang disfungsi seksual wanita, menemukan bahwa mayoritas wanita yang memiliki fungsi seksual rendah juga melaporkan gejala depresi atau kecemasan.
Menguraikan, Dr Tan dari KKH mengatakan bahwa “seringkali, pengalaman seksual subjektif, pikiran, emosi, dan perilaku seseorang berperan dalam berkontribusi pada kesulitannya”.
"Terapi psikologis dapat berguna dalam membantu mereka mengeksplorasi dan mengelola faktor-faktor ini," tambahnya.

Baca juga: dr. Binsar Martin Sinaga Sebut Vaginismus Termasuk Kelainan Psikologis Bermanifestasi di Otot Vagina
Baca juga: Dokter Jelaskan Tahap Pengobatan Gangguan Seksual Vaginismus yang Memengaruhi Kehidupan Seksual
"Tujuannya adalah untuk membantu pasien dan pasangannya mengatasi kesulitan mereka, mempelajari strategi mengatasi yang membantu dan mengubah keyakinan negatif tentang fungsi seksual dan seksualitas," kata Dr Tan.
“Tidak semua pasien membutuhkan atau termotivasi untuk menjalani psikoterapi."
"Tetapi penyediaan sesi konseling seksologis singkat masih bermanfaat bagi sebagian besar pasangan...,” kata Dr Tan.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)