Breaking News:

Keturunan Asia Selatan Lebih Mungkin Alami Gagal Pernapasan Akibat Covid, Ada Hubungannya dengan Gen

Sebuah studi terbaru menemukan gen yang membuat orang keturunan Asia Selatan lebih rentan terkena gagal pernapasan

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi virus corona 

TRIBUNHEALTH.COM - Orang-orang keturunan Asia Selatan dinilai lebih rentan terkena kegagalan pernapasan dan kematian akibat Covid-19.

Para ilmuwan menyebut, hal ini berkaitan dengan gen yang dimiliki oleh orang keturunan Asia Selatan, dilansir TribunHealth.com dari The Guardian, Kamis (4/11/2021).

Gen tersebut, yang mengubah cara paru-paru merespons infeksi, adalah faktor risiko genetik terpenting yang diidentifikasi.

Sejauh ini, gen tersebut dibawa oleh sekitar 60% orang dengan latar belakang Asia Selatan, dibandingkan dengan 15% orang dengan latar belakang kulit putih Eropa.

Temuan ini sebagian dapat menjelaskan kelebihan kematian yang terlihat di beberapa komunitas di Inggris dan dampak Covid-19 di anak benua India.

Baca juga: Berbagai Organisasi Kesehatan Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Pengaruhi Pubertas dan Kesuburan Anak

Baca juga: Inggris Uji Coba Obat untuk Atasi Kelelahan Akibat Long Covid, Hasil Tak Bisa Keluar Tahun Ini

Ilustrasi faktor genetik
Ilustrasi faktor genetik (Freepik)

Prof James Davies, ahli genetika di Radcliffe Department of Medicine Universitas Oxford dan penulis senior makalah tersebut, memberi penjelasan.

“Faktor genetik yang kami temukan menjelaskan mengapa beberapa orang menjadi sakit parah setelah infeksi virus corona…"

"Ada satu gen yang memberikan risiko signifikan bagi orang-orang dengan latar belakang Asia Selatan,” katanya.

Ilmuwan lain memperingatkan bahwa temuan tersebut memerlukan konfirmasi lebih lanjut.

Penjelasan genetik tidak boleh menutupi faktor risiko lain yang berpotensi lebih signifikan yang dihadapi oleh etnis minoritas, termasuk paparan di tempat kerja dan akses yang tidak setara ke perawatan kesehatan.

2 dari 2 halaman

Vaksinasi dapat membantu

ILUSTRASI Vaksinasi pada anak - Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 pada warga saat vaksinasi Covid-19 keliling Polda Metro Jaya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (25/6/2021) malam. Polda Metro Jaya menggelar vaksinasi Covid-19 keliling di kawasan titik pembatasan mobilitas saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro guna mempercepat target pemerintah menjalankan program vaksinasi Covid-19.
ILUSTRASI Vaksinasi pada anak - Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 pada warga saat vaksinasi Covid-19 keliling Polda Metro Jaya di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (25/6/2021) malam. Polda Metro Jaya menggelar vaksinasi Covid-19 keliling di kawasan titik pembatasan mobilitas saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro guna mempercepat target pemerintah menjalankan program vaksinasi Covid-19. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Baca juga: Muncul Varian AY.4.2., Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Tidak Panik

Baca juga: Mulai Pembelajaran Tatap Muka, Buka Jendela Bisa Bantu Cegah Penularan Covid-19 di Sekolah

“Meskipun kami tidak dapat mengubah genetika kami, hasil kami menunjukkan bahwa orang-orang dengan gen berisiko lebih tinggi cenderung mendapat manfaat dari vaksinasi,” kata Davies.

“Karena sinyal genetik mempengaruhi paru-paru daripada sistem kekebalan, itu berarti peningkatan risiko harus dibatalkan oleh vaksin.”

Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature Genetics.

Baca berita lain tentang kesehatan Covid-19 di sini.

(TribunHealth.com/Nur)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comCovid-19virus coronaAsia selatanThe Guardian
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved