TRIBUNHEALTH.COM - Ada anggapan di masyarakan untuk segera mandi dan keramas setelah kehujanan.
Apakah hal ini benar atau hanya mitos semata?
Dokter, Filsuf, dan Ahli Gizi Komunitas, dr. Tan Shot Yen angkat bicara soal hal ini.
dr. Tan menyebut sebenarnya anggapan ini bukan mitos semata.
"Itu bukan mitos ya, kalau kena hujan grubyuk gitu, anda harus mandi dan keramas," kata dr. Tan dikutip TribunHealth.com dari tayangan Malam Minggu Sehat Tribunnews edisi Sabtu (2/10/2021).
Pasalnya air hujan tak serta merta bisa dikatakan sebagai air bersih.
Air hujan turun bersama polusi yang ada di udara.
Baca juga: Kenapa Kasus Demam Berdarah Marak Terjadi saat Musim Hujan Dok?
Baca juga: Dok, Apakah Musim Hujan Berpengaruh terhadap Munculnya Penyakit Diare?
Terlebih lagi di era sekarang ini polusi tidak bisa dipandang sebelah mata.
Selain itu, air hujan bersifat asam.
"Hujan itu kan air yang turun bersamaan dengan polusi, polutan, kotoran, asam yang ada dalam kita punya lingkungan," paparnya.
"Bayangkan kalau itu anda diamkan di kulit anda, masuk sampai kulit kepala juga, dan anda tidak mandi tidak keramas."
Menurut dr. Tan Shot Yen, mandi setelah terkena hujan adalah keharusan.
Bahkan jika kehujanan pada malam hari sekali pun.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan, Simak Penjelasan dr. Nabila Marta
Baca juga: dr. Fadlina Zainuddin, M.Kes., Sp.KK Membagikan Cara dan Tips Menjaga Kulit agar Tetap Sehat
"Ini pesan saya."
"Walaupun anda pulang malam, hujan, tetep anda harus mandi."
"Perkara anda mandinya pakai air anget itu urusan lain. Ndak apa-apa deh mandi pakai air anget," papar dr. Tan Shot Yen.
Pasalnya ada beberapa orang yang malas mandi setelah kehujanan di malam hari, dengan alasan dingin.
"Jadi lebih baik masak air kalau ngga punya heater. Lalu kemudian anda betul mandi pakai sabun, bersihkan," pungkasnya.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)