TRIBUNHEALTH.COM - Dalam mengantisipasi risiko learning loss yang dapat terjadi akibat pembelajaran jarak jauh yang kurang optimal, pemerintah melakukan sejumlah upaya.
Salah satunya dengan mendukung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.
Untuk mencegah klaster penularan Covid-19 saat PTM Terbatas dilangsungkan, ada 2 strategi yang diterapkan, yakni menerapkan 3M dan 3T.
Baca juga: Studi Terbaru: 1 dari 3 Orang Alami Long Covid, Baru Muncul Gejala 3 hingga 6 Bulan setelah Infeksi
Khususnya untuk 3T akan berfokus pada deteksi dan surveilans atau testing dan tracing.
Dilansir Tribunhealth.com dari situs resmi covid19.go.id, dalam penerapannya, pemerintah akan memastikan pelaksanaan tes acak di satuan pendidikan.

Baca juga: Ibu Hamil Terpapar Covid-19, Akankah Menularkan pada Janin? Ini Jawaban dr. Ari Ayat Santiko Sp.OG
Selain itu, juga mengintegrasikan aplikasi PeduliLindungi pada satuan pendidikan untuk memudahkan pengawasan.
Untuk melakukan penyesuaian kebijakan PTM Terbatas, pemerintah menetapkan indikator Positivity Rate sebagai faktor yang dipertimbangkan.
Yakni memberikan panduan tindakan ketika angka positivity rate < 1%, di antara 1-5%, dan bila di atas 5%.
Hal ini dilakukan agar sekolah tetap dapat berlangsung.

Kemudian, apabila ada infeksi Covid-19 yang terjadi, tidak serta merta menghentikan sekolah lain yang menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan tidak memiliki kasus untuk melakukan PTM Terbatas.
Baca juga: Penciuman Berubah Akibat Covid? Penyintas Bagikan Life Hack untuk Berdamai dengan Parosmia
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)