TRIBUNHEALTH.COM - Asisten Profesor Klinis Pediatri di Stanford University, California, Dr. Maya Adam, membagikan tips mengenai cara menghindari konsumsi makanan cepat saji untuk anak.
Pasalnya, makanan cepat saji tak baik untuk kesehatan, hingga dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan, dilansir TribunHealth.com dari CNN.
Makanan apa pun, biasanya baik dikonsumsi dalam jumlah yang sedang, namun tak semudah itu jika berbicara mengenai makanan cepat saji.
"Hal yang rumit dengan makanan cepat saji adalah sangat sulit untuk dikonsumsi dalam jumlah sedang," katanya kepada CNN, melalui email.
"Ukuran porsi yang biasanya besar tidak mendukung konsumsi moderat dan kedua, banyak makanan olahan yang direkayasa agar hampir membuat ketagihan," tambahnya.
Baca juga: Menyelipkan Camilan di Antara 2 Makan Besar untuk Jaga Kesehatan Penderita Kencing Manis
Baca juga: Tips dr. Tan Shot Yen & dr. Fransisca Atasi Remaja yang Tak Mau Makan, Libatkan dalam Pemilihan Menu

Makanan cepat saji biasanya bisa merangsang otak untuk terus merasa butuh akan makanan tersebut.
"Mereka dapat memicu jalur penghargaan di otak kita ... Ini sering membuat orang datang kembali untuk mendapatkan lebih banyak."
"Itu berarti bisnis yang baik untuk industri makanan cepat saji, tetapi berita buruk bagi kesehatan anak-anak kita."
Jika tak sempat masak, dorong anak untuk beli makanan sehat
Memasak makanan sendiri masih menjadi pilihan terbaik.
Namun beberapa orang tua mengatakan kesulitan untuk menghidangkan masakan makanan sendiri karena terlalu sibuk atau stres.
Tak masalah jika memang hanya bisa membeli makanan jadi.
Yang terpenting, dorong anak untuk memilih makanan yang lebih sehat.
Beberapa restoran cepat saji menawarkan nugget ayam panggang, fruit cups atau irisan apel di samping pilihan makanan yang digoreng.
Ajari anak membaca label nutrisi

Baca juga: Bukan saat Remaja, dr. Fransisca Handy Jelaskan Waktu yang Tepat untuk Bentuk Selera Makan Anak
Baca juga: Masa Remaja Tak Kalah Penting dari 1000 HPK, Cegah Penyakit dengan Batasi Konsumsi Makanan Manis
"Orang tua dari anak-anak yang lebih muda tentu harus membaca label dan pada akhirnya membuat keputusan."
"Tetapi seiring bertambahnya usia anak-anak, mendidik mereka tentang cara membaca label nutrisi dapat memberdayakan mereka untuk menjadi konsumen yang lebih terinformasi sepanjang hidup mereka," saran Adam.
Namun, orangtua perlu hati-hati saat mendorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat.
Pasalnya ada peluang anak menganggap makanan tertentu sepenuhnya buruk.
Yang terpenting, menurut Adam, adalah pola makan yang sensitif, seimbang, dan positif.
Jika pola ini berhasil ditanamkan, anak akan menerapkannya hingga dewasa.
Libatkan anak dalam menyiapkan makanan
Selain itu, libatkanlah anak untuk menyiapkan makanan di dapur.
Sesekali beri mereka kesempatan untuk eksplorasi menu.
Dengan demikian, aktivitas ekstra untuk menyiapkan makanan, sekaligus bisa menjadi waktu untuk mendekatkan diri dengan mereka.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)