TRIBUNHEALTH.COM - Gigi palsu atau gigi gigi tiruan (denture) ialah alat bantu menggantikan gigi yang hilang dan jaringan gusi sekelilingnya.
Penggunaan gigi palsu mampu mengatasi keluhan-keluhan yang muncul yang diakibatkan oleh hilangnya gigi.
Seperti gangguan makan dan berbicara, menurunnya rasa percaya diri.
Jenis dari gigi palsu dibagi menjadi dua, yakni gigi palsu lengkap dan gigi palsu sebagian.
Gigi palsu lengkap digunakan untuk mengganti seluruh gigi, yakni gigi atas maupun gigi bawah.
Sedangkan gigi palsu sebagian digunakan untuk mengganti satu atau beberapa gigi yang telah hilang.
Baca juga: dr. Dwi Septiadi: Beberapa Penyebab Mimisan yang Perlu Diketahui, Salah Satunya Luka Pembuluh Darah
Biasanya gigi palsu dibutuhkan oleh orang yang berusia 60 tahun ke atas.
Karena pada umunya pada usia tersebut gigi sudah mulai terlepas dengan sendirinya.
Tidak hanya pada usia 60 saja, gigi palsu juga dibutuhkan oleh anak-anak dan orang dewasa yang telah kehilangan gigi.
Kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan gigi sehingga memerlukan penggunaan gigi palsu:
- Sakit gigi
Jika sakit gigi dan menimbulkan kerusakan sangat parah maka giig harus dicabut dan diganti dengan gigi palsu.
Baca juga: Adakah Cara Membedakan Halitosis Patologis dan Fisiologis? Berikut Ulasan drg. Anastasia
- Gigi goyang
Gigi goyang bisa menjadi tanda penyakit gusi, pada kondisi tersebut gigi goyang harus dicabut dan diganti dengan giig palsu.
- Penyakit gusi
Gngivitis dan periodontitis tidak hanya mampu menyebabkan gusi bengkak dan berdarah namun juga bisa membuat copotnya gigi.
- Gigi copot
Seseorang yang telah kehilangan gigi bisa diatasi dengan penggunaan gigi palsu untuk memperbaiki penampilan.
Bahan gigi tiruan mahkota atau crown bermacam macam, tapi yang umum digunakan saat ini seperti Metal ceramic, all ceramic, zirconia.
Baca juga: Penyebab Keracunan Tidak Hanya dari Zat Berbahaya Saja, Kehigienisan Juga Menjadi Penyebabnya
Untuk lamanya bahan gigi tiruan mahkota bisa bertahan dipakai tidak ada waktu yang pasti, tapi sebaiknya tetap dilakukan kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan untuk pengecekan gigi palsunya secara berkala.
Keadaan yang biasa terjadi pada gigi tiruan mahkota berupa pecah, retak
Apakah penyebab sakit dan ngilu setelah pemasangan gigi palsu?
Berikut adalah penjelasan drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros, dokter gigi spesialis prostodonsia.
drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros seorang dokter gigi yang juga staf dosen di Universitas Hassanudin (Unhas) itu mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di tanah kelahirannya.
Baca juga: Beberapa Hal-hal yang Perlu Dilakukan untuk Menghindari Stress Menurut Dokter
Kemudian dia hijrah ke Makassar untuk menempuh pendidikan S1 di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas.
Pada tahun 2004, suami drg. Eka Fatmawati itu melanjutkan pendidikan program profesi dokter gigi di universitas yang sama.
Baru pada tahun 2012, dia mengambil Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia di FKG Universitas Indonesia (UI).
Kini, drg. Muhammad Ikbal Sp.Pros tengah menempuh study Ph.D di China Medical University, Taiwan.
drg. Muhammad Ikbal Sp.Pros aktif menerbitkan makalah di berbagai jurnal ilmiah, dari yang terindeks Sinta hingga Scopus.
drg. Muhmmad Ikbal Sp.Pros pernah diganjar penghargaan dalam Makassar Scientific Meeting VIII , oleh PDGI Cabang Makassar.
Baca juga: drg. Munawir H. Usman: Fluorosis Gigi Menyebabkan Adanya Bercak Putih pada Permukaan Mahkota Gigi
Profil lengkap drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros bisa dilihat disini.
Pertanyaan:
Dokter, apakah penyebab rasa ngilu dan sakit gigi setelah pemasangan gigi palsu?
Anggra, Solo
drg. Muhammad Ikbal, Sp.Pros menjawab:
Semestinya setelah pemasangan gigi palsu tidak ada sakit gigi tapi kalaupun ada kasus sakit setelah pasang gigi palsu seperti crown.
Kemungkinan gigi yang akan dibungkus sudah rusak (caries) dan gigi tersebut semestinya memerlukan perawatan saluran akar gigi agar bersih dari sumber infeksi kemudian dibungkus (crown) tetapi prosedur perawatan akar gigi tidak dilakukan.
Inilah yang memungkinkan bisa sakit setelah pasang gigi palsu.
(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)