TRIBUNHEALTH.COM - Masalah tidur menjadi satu di antara masalah yang dihadapi remaja.
Studi CDC Amerika Serikat (AS) 2015 menemukan, sekitar 6 dari 10 siswa kelas 6-8 tidak cukup tidur malam hari, pada saat hari-hari sekolah.
Prevalensi meningkat pada siswa kelas 9-12, sebanyak 7 dari 10 siswa.
Padahal, mengurangi jam tidur remaja, meski hanya satu malam, bisa berdampak pada beberapa hal, diberitakan CNN pada Jumat (27/8/2021).
Hal itu bisa secara signifikan memperlambat reaksi dan kecepatan pemrosesan kognitif, juga mengurangi kemampuan remaja untuk tetap penuh perhatian, menurut sebuah studi tahun 2014.
Penelitian lain menunjukkan hubungan antara penurunan durasi tidur dan prestasi akademik yang lebih rendah di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Baca juga: dr. Mustopa Sp.PD Sebut Merubah Posisi Tidur Termasuk Cara Mengobati Sleep Apnea
Baca juga: dr. Hasan Maulahela Sebut Gangguan Tidur Bisa DIsebabkan oleh Naiknya Asam Lambung
Tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, dan penurunan kesiapan belajar yang lebih tinggi juga terjadi pada orang yang kurang tidur.
"Banyak penelitian telah mendokumentasikan bahwa rata-rata remaja di Amerika Serikat secara kronis kurang tidur dan mengantuk patologis (yaitu, secara teratur mengalami tingkat kantuk yang sepadan dengan pasien dengan gangguan tidur seperti narkolepsi)," kata American Academy of Pediatrics (AAP).
AAP menyebut, tidak cukup tidur secara terus-menerus meningkatkan bahaya social jet lag, yang meliputi beberapa hal sebagai berikut.
- Insomnia
- Bangun lebih awal atau kantuk yang berlebihan
- Kelelahan di siang hari
- Kesulitan berkonsentrasi
- Sembelit atau diare
- Perasaan tidak enak badan secara keseluruhan

Baca juga: Tips NHS Atasi Masalah Jerawat, Hindari Terlalu Banyak Make Up dan Bersihkan sebelum Tidur
Baca juga: Dokter Praktisi Tidur, dr. Andreas Prasadja Sebut Mendengkur Merupakan Gejala Umum dari Sleep Apnea
Studi sebelumnya tentang tidur remaja menemukan bahwa kurang dari delapan jam semalam juga dikaitkan dengan obesitas, migrain, penyalahgunaan zat, kurang olahraga, aktivitas seksual, perasaan depresi dan pikiran untuk bunuh diri.
Kekurangan tidur kronis juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, disfungsi metabolisme, diabetes tipe 2, mengemudi dalam keadaan mengantuk, dan banyak lagi.
Selain itu social jet lag juga membuat remaja terlibat dalam perilaku yang lebih berisiko, seperti minum atau SMS saat mengemudi, tidak mengenakan sabuk pengaman atau helm, menurut penelitian yang dilakukan oleh CDC.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Nur)