TRIBUNHEALTH.COM - Banyak orang mendambakan berat badan yang ideal.
Namun apa yang terjadi jika berat badan turun tiba-tiba tanpa disengaja?
National Health Service (NHS) Inggris menyebut, kejadian seperti ini bisa terjadi akibat peristiwa yang menyebabkan stres, atau pun tanda dari penyakit serius.
Diberitakan TribunHealth.com dari laman resminya, NHS mencontohkan orang yang stres karena berganti pekerjaan, perceraian, PHK, berbagai hal lain.
Pada kasus seperti itu normal kehilangan berat badan.
Ketika sudah mulai bahagia dengan keadaan, berat badan berangsung-angsur akan membaik.
Baca juga: Tips NHS Atasi Disfungsi Ereksi, Berhenti Merokok hingga Kurangi Stres dan Kecemasan
Baca juga: Adakah Cara Mengatasi Stres saat Belajar di Rumah? Begini Solusi Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi.

Penurunan berat badan yang signifikan juga dapat disebabkan oleh gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.
Jika merasa memiliki kelainan makan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Namun, jika hilangnya berat badan bukan karena hal tersebut, ada kemungkinan mengalami penyakit yang perlu diobati.
Terlebih lagi ketika hilangnya berat badan disertai gejala kelelahan, hilangnya selera makan, perubahan kebiasaan ke toilet, hingga penyakit atau infeksi tertentu.
Baca juga: Bisakah Daya Tahan Tubuh Menurun Akibat Stres? Begini Ulasan Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi
Baca juga: Dokter Sebut Penyakit Jantung Lebih Mudah Menyerang ketika Stres

Meski jarang, lebih jarang, penurunan berat badan yang tidak terduga mungkin disebabkan oleh:
- Efek samping obat tertentu
- Penyalahgunaan alkohol atau penyalahgunaan narkoba
- Penyakit jantung, ginjal, paru-paru atau hati
- Masalah dengan kelenjar yang mengeluarkan hormon – seperti penyakit Addison atau diabetes yang tidak terdiagnosis
- Kondisi peradangan jangka panjang, seperti rheumatoid arthritis atau lupus
- Masalah gigi – seperti kehilangan gigi, memiliki ortodontik baru, atau sariawan
- Suatu kondisi yang menyebabkan disfagia (masalah menelan)
- Masalah dengan usus, seperti sakit maag, penyakit Crohn, kolitis ulserativa atau penyakit celiac
- Infeksi bakteri, virus atau parasit, seperti gastroenteritis persisten, tuberkulosis (TB) atau HIV dan AIDS
- Demensia – penderita demensia mungkin tidak dapat mengomunikasikan kebutuhan makan mereka.
Baca berita lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)