TRIBUNHEALTH.COM - Seiring berkembangnya teknologi, gadget menjadi hal yang tidak bisa dihindari.
Salah satu manfaat gadget adalah memberikan edukasi dan hiburan pada anak-anak.
Memberikan gadget yang berisi berbagai video yang menarik sering kali efektif untuk menenangkan anak.
Sehingga anak menjadi lebih tertarik untuk bermain gadget daripada bermain dan membuat anak menjadi ketergantungan.
Baca juga: Dokter Mata: Untuk Menjaga Kesehatan Mata, Gunakan Layar Komputer Secukupnya Saja
Padahal sering memberi gadget bisa menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara.
Dilansir TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A mengungkapkan, anak usia dibawah 2 tahun seharusnya belum terpapar gadget atau televisi.

Baca juga: Psikolog Jelaskan Hal-hal yang Harus Diketahui Orang Tua sebelum Mengenalkan Anak pada Gadget
Terlebih lagi bila anak melakukan aktivitas tersebut tanpa pendampingan dari orangtua.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan anak bisa berisiko tinggi mengalami gangguan keterlambatan bicara.
Gangguan ini dapat terjadi lantaran aktivitas bermain gadget atau menonton televisi pada anak, menyebabkan proses fokus/perhatian anak menjadi terdistraksi (terganggu).
"Ketika main gadget atau nonton televisi, biasanya nontonnya kartun ya."
"Itu banyak sekali gerakan-gerakan yang cepat, sehingga mendistraksi proses fokus atau perhatian sang anak," papar Roro.
Terlebih lagi bila pada saat anak bermain gadget dan menonton televisi, tanpa didampingi oleh orangtua, maka anak akan mengalami kekurangan stimulasi.

Baca juga: Anak Lebih Banyak Pakai Gadget selama Pandemi, Dokter Paparkan Dampaknya pada Kesehatan Mata
Kekurangan stimulasi juga dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan berbicara.
Selanjutnya, Roro menambahkan, pada saat bermain gadget, anak bukan hanya mengalami kesulitan fokus dan kekurangan stimulasi, anak juga bisa mengalami kekurangan rangsangan pada interaksi sosial.
Pasalnya, gadget tak membutuhkan respon anak sehingga anak akan sulit untuk berinteraksi.
Hal inilah yang mengakibatkan anak mengalami gangguan dalam proses bicaranya.
"Berbeda bila orangtua membacakan cerita kepada anak, maka anak akan mendapatkan stimulasi dan interaksi dari dua arah."
"Jadi kalau anak nonton sendiri, orangtua jarang mengatakan sesuatu."
"Sudah proses fokusnya terganggu, stimulus kata-kata dari orangtua jarang, jarang diberikan cerita, maka anak menjadi sulit mengekspresikan bicaranya dan fokus. Sehingga mengalami terlambat bicara," ungkap Roro.
Baca juga: Takut Gemuk Berlebihan, Penderita Anoreksia Berisiko Terkena Komplikasi Penyakit karena Kurang Makan
Baca juga: Permasalahan Warna Gigi pada Anak-anak yang Harus diketahui Orangtua
Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A ini dikutip dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Rabu (21/4/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)