TRIBUNHEALTH.COM - dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A. menjelaskan mengenai kondisi gangguan keterlambatan bicara.
Kemampuan bicara merupakan bagian dari perkembangan kemampuan berbahasa.
Pada kemampuan berbahasa terdapat dua jenis.
Adalah kemampuan ekspresif (berbicara) dan kemampuan reseptif (menerima atau memahami apa yang dikatakan orang lain).
Baca juga: Sayur Punya Manfaat Penting untuk Tubuh, Dokter Jelaskan Dampaknya jika Sampai Kekurangan

Bila seorang anak memiliki kesulitan dalam kemampuan berbahasa dan juga mengalami keterlambatan, maka disebut kemampuan anak tidak sesuai dengan usia perkembangan seharusnya.
Lantas usia berapa anak dapat dideteksi mengalami keterlambatan bicara?
Dilansir TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Roro menjelaskan, dalam mendeteksi keterlambatan bicara anak, orangtua perlu memahami milestones.
Milestones adalah suatu tahapan yang harus dicapai pada usia tertentu.
Baca juga: Apakah Telekonseling Efektif Mengatasi Gangguan Mental karena Pandemi? Ini Tanggapan Psikolog

Orangtua bisa melihat perkembangan dan pertumbuhan kemampuan anak melalui suatu instrumen.
Instrumen tersebut adalah Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP).
KPSP merupakan suatu instrumen deteksi dini dalam perkembangan anak.
Instrumen ini dapat didownload secara gratis di internet.
Tidak hanya itu, orang tua juga dapat mendeteksi sejauh mana perkembangan anak yang disesuaikan dengan usianya melalui buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Baca juga: KB Spiral Banyak Dipilih Wanita karena Aman bagi Ibu Menyusui, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

"Di situlah semenjak anak berusia 0 bulan, sudah daopat diidentfikasi perkembangan anak."
"Sehingga tidak keterlanjuran sampai berlarut-larut," tambah Roro.
Meski demikian, bila terjadi keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan anak, maka hanya dokter yang dapat mendiagnosis.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, pada usia 2 tahun, anak biasanya sudah dapat dideteksi.
Namun ia menganjurkan kepada orangtua untuk tidak menunggu anak hingga 2 tahun.
Orangtua perlu memperhatikan dan memantau perkembangan anak melalui instrumen KPSP dan buku KIA.
Baca juga: Tahukah Anda jika Penyebab Penyakit Tipes dan Tipus Berbeda? Begini Penjelasan Dokter Spesialis Anak
Baca juga: Dokter Reisa Sebut Tenaga Kesehatan Perlu Diberi Booster Vaksin karena Peningkatan Kasus Covid-19
Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A dikutip dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Rabu (14/4/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)