TRIBUNHEALTH.COM - Gangguan keterlambatan berbicara adalah istilah yang merujuk pada proses keterlambatan bicara dan berbahasa anak yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya.
Kondisi pada anak ini meruakan suatu gangguan yang harus diperhatikan dan perlu segera ditangani.
Kondisi keterlambatan berbicara dan berbahasa terdiri dari beragam jenis.
Salah satunya adalah gangguan artikulasi atau menyebutkan.
Baca juga: Mengenal Gangguan Keterlambatan Bicara dari dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A.
Misalnya seperti menyebutkan kata makan namun tidak lengkap.
"Seperti mengatakan makan, tapi bilangnya ma an, gitu, seharusnya kan sudah bisa ngomong makan kan ya," terang Roro mencontohkan dikutip TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video dalam program Sehat itu Indah.
Ia menambahkan, pada kemampuan artikulasi erat kaitannya dengan organ bicara.
Baca juga: Dokter Berpesan MPASI Harus Dimulai pada Saat Anak Sudah Dianggap Siap secara Fisik dan Psikologis
Yaitu di area organ mulut.
Tanda lain yang bisa diketahui ialah, bila pada usia tertentu anak masih berbicara dengan kosakata yang kurang.
"Jadi kalau kosakatanya sedikit, padahal seharusnya sudah bisa mengucapkan dua suku kata."
"Misalnya pada usia satu tahun, seharusnya sudah bisa mengucapkan kata 'mamah'."
"Tetapi dia belum bisa, baru bisa mengucapkan 'a' , begitu misalnya," papar Roro.
Roro menjelaskan, gangguan tersebut terjadi karena adanya masalah pada proses kemampuan bicara yang berada di otak.
Baca juga: Psikolog Paparkan Dampak Positif Musik dalam Sebuah Terapi, Bisa Pengaruhi Kerja Otak Kecil
Diketahui kemampuan berbicara dihasilkan karena adanya rangsangan atau stimulus yang kemudian di proses pada otak.
Selanjutnya hasil rangsangan tersebut menghasilkan kemampuan ekspresif (berbicara) dan reseptif (menerima atau memahami apa yang dikatakan orang lain).
"Jadi kalau pemrosesan bicara itu dimulai dari rangsangan atau stimulus selanjutnya di proses di otak."
"Sehingga kemudian muncullah bahasa ekspresifnya dan bahasa reseptif berupa pemahaman," tandas Roro.
Baca juga: Dokter Gigi Sebut Jika Gigi Patah Masih Dalam Batasan Lapisan Pertama Gigi, Maka Masih Relatif Aman
Baca juga: Psikolog Sebut Selain Faktor Ekonomi, Faktor Pendidikan Orangtua Menjadi Pemicu Kekerasan pada Anak
Penjelasan dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A dikutip dari tayangan YouTube Tribun Lampung News Video, Rabu (14/4/2021).
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)