TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ, menjelaskan kapan perlu melakukan konsultasi ketika mengalami gangguan kecemasan sosial.
Terkait hal ini, dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ menyebut biasanya penderita gangguan ini baru konsultasi ketika sudah bermasalah hampir 10 tahun.
"Yang menarik adalah dari selama ini bahwa ternyata ketika seseorang mengalami gangguan kecemasan sosial biasanya dia itu rata-rata hampir 10 tahun mengalami, baru akhirnya dia konsultasi," katanya dikutip TribunHealth.com.
Hal itu dipaparkan dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ ketika menjadi narasumber dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Jumat (2/7/2021).
Baca juga: Dokter Jelaskan Penyebab Gangguan Kecemasan Sosial, Bisa Disertai Gejala Fisik dan Psikis
Baca juga: Mengapa Saya Sering Overthinking dan Cemas Berlebihan? Berikut Jawaban Psikolog

Kejadian seperti ini bisa terjadi karena kebanyakan gangguan kecemasan sosial mengira hal itu adalah bagian dari kepribadian.
Jadi, mereka mengira jika kecemasan yang dialami tidak bisa diubah.
Padahal, kenyataannya adalah sebaliknya.
Kecemasan sosial merupakan sebuah gangguan dan bisa diubah kembali.
"Karena kendalanya adalah orang cenderung berpikir Kecemasan sosial itu bagian dari kepribadian dan tidak diubah," tandas dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ.
"Sehingga, meskipun sudah berlangsung bertahun-tahun dan sudah sangat mengganggu jadi dia terlalu hesitate untuk konsultasi."
Baca juga: Cemas Menghadapi Vaksinasi? Simak Tips Berikut untuk Mengatasinya
Baca juga: Bagaimana Cara Menghilangkan Prasangka Buruk dari Pikiran? Begini Jawaban Psikolog

Lalu kapan waktu yang tepat untuk konsultasi?
dr. Sylvana Evawani, Sp.KJ menjelaskan kapan pun tak menjadi masalah.
"Kalau tanya kapan sebaiknya, kita pikir kapanpun."
"Kalau kita kita melihat atau mungkin kita merasa rasa malu kita, keraguan kita ini menghambat performance kita aktivitas kita, tidak ada salahnya kita konsultasikan," paparnya.
Dengan demikian, kecemasan bisa ditangani secepat mungkin dan tidak mengakibatkan dampak yang lebih lanjut.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)