TRIBUNHEALTH.COM - Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang menyumbang angka kematian tertingi di Indonesia.
Penyakit ini terbagi menjadi tiga stadium.
Yaitu stadium awal, sedang dan akhir.
Meski tergolong penyakit berbahaya, namun terdapat beberapa penanganan yang bisa dilakukan untuk membantu memperpanjang usia harapan hidup penderita.
Baca juga: Wajib Tahu, Dokter Jelaskan Pentingnya Deteksi Dini Tumor Payudara, Sebelum Lakukan Metode SADARI
Baca juga: Kenali 4 Faktor Penyebab Kanker Payudara dari Dr. dr. Muh. Irwan Gunawan, SpB(K)Onk.
Baca juga: Dokter Jelaskan Dampak Kurang Tidur, Lebih Berisiko Terkena Kanker Payudara dan Masalah Prostat
Dikutip TribunHealth.com dari tayangan YouTube Tribun Timur, Dr. dr. Muh. Irwan Gunawan, SpB(K)Onk. memberikan penjelasannya.
Berdasarkan penjelasan Irwan, penanganan penyakit kanker payudara disesuaikan dengan stadium yang sedang diderita.
Bila pasien baru menginjak stadium awal, maka penanganan yang dapat dilakukan yaitu operasi.
Namun pada kondisi tertentu, pasien juga perlu melakukan pengobatan tambahan.
Seperti melakukan terapi hormon atau kemoterapi.
Meski demikian, kata Irwan, pasien yang baru menginjak stadium awal memiliki angka kesembuhan yang tinggi.
"Kalau stadium awal memiliki harapan angka kesembuhan yang tinggi," terangnya.
Berbeda dengan stadium awal, pada stadium akhir penangan secara operasi bukanlah menjadi pilihan utama.
Penanganan yang diberikan yaitu melalui pengobatan secara sistemik.
Pengobatan secara sistemik dilakukan dengan melakukan terapi hormon atau kemoterapi.
Irwan menyebut, pengobatan ini diberikan kepada pasien stadium akhir, lantaran penyakit pasien yang sudah menyebar.
"Karena penyakit yang sudah menyebar, sudah mengalami masalah komorbid."
"Jadi pasien datang itu mengeluh dengan gejala penyakit penyerta bukan hanya penyakit primernya saja," tutur Irwan.
Oleh sebab itu dokter terlebih dahulu akan memberikan pengobatan pada penyakit penyerta tersebut.
Sebab bila penyakit penyerta tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan kematian.
"Jadi penyakit penyerta ini yang perlu kita obati terlebih dahulu."
"Karena penyakit itu paling berisiko terhadap ancaman kematian," beber Irwan.
Baca juga: Dokter Jelaskan Benjolan dan Tumor Belum Tentu Kanker
Baca juga: Apakah Penderita Tumor Jinak Diperbolehkan Vaksin Covid-19? Begini Tanggapan Juru Bicara Kemenkes
Baca juga: Dokter Sebut Kanker Ovarium Selalu Diawali dengan Tumor, Genetik Jadi Salah Satu Faktor Risiko
Penjelasan Dr. dr. Muh. Irwan Gunawan, SpB(K)Onk. ini dikutip dari tayangan YouTube Tribu Timur 3 September 2020.
(Tribunhealth.com/Ranum Kumala Dewi)