Breaking News:

Prof. Tjandra Yoga Aditama Jelaskan 5 Dampak Virus Corona Varian Delta, Simak Penjelasannya

Sudah terdapat beberapa laporan yang menyebutkan kemungkinan infeksi ulang meningkat meskipun belum terlalu signifikan.

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi | Editor: Ekarista Rahmawati
tribunnews.com
Ilustrasi seseorang terpapar virus corona varian delta 

TRIBUNHEALTH.COM - Setiap waktu, data akan berubah.

Sebagai patokan kita memakai data WHO.

Ada 5 dampak virus corona varian delta yang dibicarakan.

Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Mantan Direktur Perlindungan Penyakit Menular WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama dalam tayangan YouTube KOMPASTV tentang 5 dampak virus corona varian delta.

Pertama, terkait penularan.

Sudah terbukti jika varian delta lebih mudah menular.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengatasi Avoidant Personality Disorderp? Begini Penjelasan Psikolog

Baca juga: Dok, Apakah Ada Faktor yang Meningkatkan Risiko Terjangkit Periodontitis?

Baca juga: Benarkah Jamur Tiram Dapat Menggantikan Protein Hewani? Begini Jawaban Ahli Gizi

Hal ini terbukti dari data beberapa negara hingga Inggris.

Di Inggris terbukti hampir 90% pasien baru terjangkit varian delta.

Sehingga dipastikan varian delta lebih menular.

Kedua, terkait pertanyaan lebih berat atau lebih mematikan.

2 dari 4 halaman

Versi WHO pada tanggal 08 Juni 2021, belum ada bukti yang nyata bahwa varian ini lebih berat.

Ilustrasi virus corona varian delta di Indonesia
Ilustrasi virus corona varian delta di Indonesia (tribunnews.com)

Akan tetapi sudah ada data yang menunjukkan bahwa varian delta lebih meningkatkan orang masuk ke rumah sakit dan IGD.

Jadi yang perlu disiapkan adalah rumah sakit dan IGD yang lebih baik lagi.

Ketiga, terkait infeksi ulang.

Jadi mereka yang sudah sakit lalu dinyatakan sembuh, kemudian sakit lagi.

Sudah terdapat beberapa laporan yang menyebutkan kemungkinan infeksi ulang meningkat meskipun belum terlalu signifikan.

Keempat, yang bagus adalah dampak varian delta terhadap tes baik PCR maupun Rapid Test Antigen.

Sampai 08 Juni 2021, belum ada laporan yang menunjukkan bahwa varian delta mengganggu keampuhan tes.

Jadi kedua tes baik PCR maupun Rapid Test Antigen tetap dapat digunakan.

Kelima, yang banyak dibicarakan adalah bagaimana dampak terhadap vaksin.

3 dari 4 halaman

Banyak sekali penelitian yang dilakukan di Inggris.

Dan kebetulan di Inggris menggunakan 2 jenis vaksin.

Kita ketahui vaksin Pfizer dan AstraZeneca.

Baca juga: Mitos atau Fakta Pemasangan Behel Gigi Bisa Sebabkan Alergi? Ini Jawaban Dokter Gigi

Baca juga: Simak Syarat Pemberlakuan Belajar Tatap Muka di Tengah Pandemi, Harus Dapat Izin Orangtua Siswa

Kedua vaksin tersebut memang efekasinya turun akibat varian delta.

Namun penurunannya belum terlalu jauh jika diberikan 2 kali.

Apabila diberikan 1 kali memang tidak cukup.

Jadi sudah jelas jika anjurannya adalah diberikan vaksin Pfizer dan AstraZeneca sebanyak 2 kali.

Walaupun angkanya turun, tetapi tetap di batas perlindungan yang diharapkan.

Meskipun efekasinya turun, namun sejauh ini masih bisa dipakai dan memang anjurannya vaksinasi saat ini harus terus ditingkatkan.

Penjelasan Mantan Direktur Perlindungan Penyakit Menular WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV edisi 16 Juni 2021.

4 dari 4 halaman

(Tribunhealth.com/Dhiyanti)

Baca berita lain tentang kesehatan di sini.

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comvirus coronavarian virus covid-19Prof. Tjandra Yoga Aditama
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved