TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Saraf, dr. Debby Amelia, Sp.S membenarkan, dilihat dari statistik, wanita yang sudah menopause lebih banyak terkena alzheimer.
Menurutnya, hormonal berpengaruh penting dalam masalah ini.
Sebagai informasi wanita mengalami perubahan hormon setelah menopause.
"Hormonal itu sangat mempengaruhi dalam segala hal," katanya, dikutip TribunHealth.com dari Ayo Sehat Kompas TV edisi Kamis (17/6/2021).
Selain itu, faktor lain seperti multitasking, stress, dan masalah emosi diyakini juga turut menjadi faktor risiko.
Kendati demikian, semua hal itu masih dalam penelitian lebih lanjut.
Baca juga: Tak Hanya Mudah Lupa, Demensia Alzheimer Bisa Picu Perubahan Perilaku pada Fase Berat

"Jadi, walaupun masih terus dalam penelitian mengapa wanita lebih banyak mengidap demensia alzheimer."
"Wanita yang multitasking, lebih banyak stress, dan emosi," lanjutnya.
"Jadi emosi itu sangat mempengaruhi. Kemudian hormonal."
dr. Debby Amelia Sp.S jelaskan alzheimer bisa menyebabkan demensia
dr. Debby Amelia Sp.S menyebut, demensia alzheimer menjadi salah satu bagian dari berbagai jenis demensia.
"Demensia adalah gangguan fungsi intelektual yang menetap," kata dr. Debby Amelia Sp.S dikutip TribunHealth.com.
"Dengan gangguan yaitu memori, bahasa, persepsi, emosi, dan berpikiran abstrak," lanjutnya.
Sementara jenis demensia antara lain demensia vaskular, lewy body, parkinson, frontotemporal, dan demensia alzheimer.
Di antara semua jenis tersebut, demensia alzheimer adalah yang paling kerap terjadi.
"Kasus demensia alzheimer ditemukan lebih banyak dari kasus demensia yang lain," paparnya.
Bagian otak penderita alzheimer mengalami pengecilan

Baca juga: Jangan Sepelekan Masalah Kulit Kepala, Bisa Sebabkan Kebotakan Permanen jika Diabaikan
Baca juga: Mengenal Meningitis, Radang di Otak yang Beresiko Kematian
Pada orang yang mengalami alzheimer, bagian otak yang bernama hippocampus akan mengalami pengecilan.
Padahal bagian tersebut bertanggung jawab untuk melakukan pemrosesan memori.
"Kemudian sulcus gyrus-nya mulai melebar, merenggang," jelasnya.
Semakin parah alzheimer yang diderita, maka perenggangan semakin besar.
Begitu pula dengan hippocampus yang semakin mengecil.
"Prosesnya ini berjalan bertahun-tahun."
"Kadang-kadang penderita datang dengan kondisi yang sudah seperti ini (berat)," papar dr. Debby Amelia Sp.S.
Karenanya, dia menekankan pentingnya untuk melakukan deteksi awal demensia alzheimer.

Baca juga: Tak Hanya Lansia, Demensia Alzheimer Bisa Terjadi pada Usia 30-an, Penyebab Pasti Belum Diketahui
Baca juga: Apa Itu Alzheimer? Yuk, Kenali Gejalanya sebelum Terlambat
Terkait faktor risiko, dr. Debby Amelia Sp.S menyebut demensia alzheimer bisa didapat dan dibawa.
Artinya, penyakit ini bisa diturunkan lewat genetik.
"Kalau yang dibawa otomatis karena genetik, kemudian penyakit-penyakit yang dibawa misalkan pernah terjadi trauma di kepala," jelasnya.
"Faktor risiko yang meningkatkan dan menurunkan terutama usia."
Semakin tinggi usia, risiko terkena penyakit ini semakin besar.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)