Breaking News:

Masalah Prostat Bisa Diturunkan Lewat Genetik, Dokter Paparkan Gejala yang Sering Muncul

Jika ada riwayat dalam keluarga, perlu dilakukan pengecekan dini, pada usia berapa baiknya?

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Pixabay
Ilustrasi gangguan prostat pada pria 

TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Urologi, Johannes Aritonang, menjelaskan salah satu faktor risiko masalah prostat adalah genetik.

Artinya masalah prostat bisa diturunkan dari orangtua ke anak.

Hal itu dia paparkan dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Rabu (16/6/2021).

"Kalau di keluarga itu ada riwayat, ayah atau kakeknya terdiagnosa dengan prostat jinak ataupun ganas, itu biasanya memiliki risiko 2 sampai 2,5 kali lipat pada anaknya," paparnya dikutip TribunHealth.com.

dr Johannes mengatakan apabila ada diagnosis kanker dalam keluarga tersebut, maka perlu dilakukan diagnosis awal pada sang anak.

Baca juga: Begini Pengobatan Gangguan Prostat yang Memengaruhi Kehidupan Seksual Menurut Medical Sexologiest

Baca juga: Prostat Semakin Besar Seiring Bertambahnya Usia? Simak Penjelasan Dokter Penyakit Dalam Berikut Ini

Ilustrasi alat reproduksi pria
Ilustrasi masalah prostat pria (Pixabay)

"Misalnya di usia 40-an awal kita sudah minta anaknya untuk meminta screening," jelas dr Johannes.

Kemudian, dia merinci keluhan atau gejala awal masalah prostat.

Secara umum, gejala yang kerap dikeluhkan ada tiga.

"Pertama itu keluhan storage, penyimpanan di kandung kemihnya."

"Biasanya gejala iritatif."

2 dari 3 halaman

Gejala ini ditandai dengan seringnya buang air kecil.

"Kadang sehari bisa lebih dari 10 kali. Sejam sekali bolak-balik kamar mandi," contohnya.

Ilustrasi buang air kecil
Ilustrasi buang air kecil (Pixabay)

Baca juga: Dokter Jelaskan Dampak Kurang Tidur, Lebih Berisiko Terkena Kanker Payudara dan Masalah Prostat

Baca juga: Begini Tiga Tips dari dr. Binsar Martin Sinaga Agar Terhindar dari Gangguan Prostat

Kedua adalah gejala obstruktif, dimana pembuangan urine menjadi terganggu.

"Biasanya akan ada keluhan pancarannya lebih lemah dari biasanya," jelasnya.

Selain itu, bisa juga kencing yang terputus-putus.

Gejala ini bisa disertai nyeri atau pun tidak.

"Kadang-kadang perlu mengedan dulu, padahal sudah kebelet."

Terakhir, adalah gejala setelah pembuangan air kecil.

"Keluhannya suka netes di akhir buang air kecil," pungkasnya.

Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.

3 dari 3 halaman

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.comedukasi seksualProstatFaktor GenetikJohannes Aritonang Kumawus Biapong Kue Bluder Kim Cua Museum PETA
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved