TRIBUNHEALTH.COM - Psikolog Seto Mulyadi membagikan pengalamannya ketika mengalami masalah kelenjar prostat.
Pengalaman itu ia bagikan dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Rabu (16/6/2021).
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mulanya merasa sulit buang air kecil pada Januari 2021.
"Dan kadang-kadang agak sakit begitu. Agak sering begitu karena kadang-kadang tidak tuntas buang airnya," katanya, dikutip TribunHealth.com.
Karena hal itu, Kak Seto kerap terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.
Kasus tersebut turut berimbas pada kesehatan Kak Seto karena kualitas istirahat yang berkurang.
Baca juga: Dokter Jelaskan Dampak Kurang Tidur, Lebih Berisiko Terkena Kanker Payudara dan Masalah Prostat
Baca juga: Dokter Spesialis Urologi Jelaskan Masalah Prostat yang Kerap Muncul Seiring Bertambahnya Usia

"Istri dan keluarga mendorong supaya saya segera konsultasi ke dokter," paparnya.
Kemudian dokter melakukan operasi biopsi untuk memastikan penyakit yang menyerang Kak Seto.
"Setelah diumumkan ternyata bukan kanker, Alhamdulillah," paparnya.
Rupanya, apa yang dialaminya hanya pembesaran kelenjar prostat.
Setelah melakukan serangkaian pengobatan, kini kondisinya sudah dalam keadaan baik.
Ketika ditelusuri, Kakek Kak Seto juga pernah mengalami masalah serupa.
Baca juga: Prostat Semakin Besar Seiring Bertambahnya Usia? Simak Penjelasan Dokter Penyakit Dalam Berikut Ini
Baca juga: Begini Pengobatan Gangguan Prostat yang Memengaruhi Kehidupan Seksual Menurut Medical Sexologiest

Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan Dokter Spesialis Urologi, Johannes Aritonang.
Pada kesempatan yang sama, dia menyebut masalah prostat bisa diturunkan dari orangtua ke anak.
"Kalau di keluarga itu ada riwayat, ayah atau kakeknya terdiagnosa dengan prostat jinak ataupun ganas, itu biasanya memiliki risiko 2 sampai 2,5 kali lipat pada anaknya," paparnya.
Karenanya, ketika ada riwayat dalam keluarga, perlu untuk melakukan pemeriksaan dini.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)