TRIBUNHEALTH.COM - Terdapat alat untuk mendeteksi sensitif dentin.
Nama alatnya adalah electric pulp tester.
Biasanya apabila dokter menemukan angkanya kurang dari 80, masuk ke dalam kategori bahwa gigi tersebut masih dalam kondisi sensitif.
Sementara jika lebih dari 80 maka disebutkan gigi tersebut sudah mati oleh berbagai sebab.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 11 Mei 2021 tentang material-material yang mengandung analgesic legend.
Baca juga: Dokter Gigi Jelaskan Mekanisme Gigi Sensitif: Transduksi Odontoblas dan Neuro Hidrodinamik
Baca juga: Dokter Tegaskan Jika Pertolongan Pertama Serangan Jantung Dilakukan di Rumah Sakit, Bukan di Rumah
Solusi paling tepat menangani sensitif dentin adalah terbukanya area dentin oleh berbagai sebab tadi ditutup.
Karena pada kasus sensitif dentin, artinya dentinnya masih dalam batas sehat.
Istilahnya sehat tapi terganggu.

Akibat terbukanya lapisan kedua gigi atau dentin.
Dokter gigi harus membedakan apakah disebabkan pulpitis, periodontitis, atau periostitis.
Jika sensitif dentin dalam batasan tersebut, bisa segera ditangani.
Apabila terbukanya area dentin tersebut ditutup.
Ada 2 solusi jalan penutupannya.
Pertama adalah tindakan penambalan oleh dokter gigi.
Upaya penutupan bisa dilakukan sendiri oleh pasien di rumah asalkan masih sebatas sensitif dentin dan belum mengarah pada kondisi pulpitis.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pasta gigi.
Pasta gigi bisa membantu menjadi salah satu solusi awal kasus sensitif dentin.
Tapi ada beberapa hal yang perlu diingat.
Pasta gigi yang dipilih yang mengandung material-material yang mengandung analgesic legend yang bisa mengurangi atau mereduksi impuls rasa sakit.
Baca juga: Dokter Spesialis Anak Jelaskan Fase Penyakit Demam Berdarah: Fase Panas, Menentukan, dan Pemulihan
Baca juga: Dokter Anak Bagikan Tips Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua Jelang Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Biasanya mengandung bahan-bahan garam kalium.
Dimana garam kalium akan mencegah kejadian polarisasi.
Kemudian bisa menghambat transmisi impuls.
Bisa mengkristalisasi tubulis dentinalis dengan proses oksidasi.
Biasanya yang mengandung garam alkali adalah kalium nitrat 5%, kalium sitrat, dan kalium klorat.
Bahan tersebut memiliki sifat analgesic.
Kemudian yang kedua adalah yang sifatnya memblokir tubuli dentinalis melalui reaksi kimia yang terjadi.
Biasanya contoh materialnya yang mengandung stronsium klorida 10%.
Material tersebut bertanggung jawab pada upaya penutupan tubuli dentinalis yang sempat terbuka.
Penjelasan Dokter Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Warta Kota Production program Sapa Dokter edisi 11 Mei 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan gigi dan mulut di sini.