TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Anak, Konsultan Tumbuh Kembang Pediatri Sosial, Melanie Rakhmi Mantu, berbicara soal dampak pembelajaran jarak jauh pada anak.
Penjelasan itu ia sampaikan ketika menjadi narasumber Ayo Sehat Kompas TV, edisi Selasa (15/6/2021).
Menurutnya, cukup banyak gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak yang melakukan pembelajaran online.
Kendati demikian, sebenarnya hal itu bisa diminimalkan.
"Bisa diminalisir dengan peranan orangtua dan pengasuh di rumah," katanya, dikutip TribunHealth.com.
Kendati demikian, masalahnya tak banyak orangtua yang mampu berperan sebagai guru di rumah.
Baca juga: Mengapa Pelaku Kekerasan Seksual mudah Menjadikan Anak sebagai Korban? Ini Jawaban Psikolog
Baca juga: Agar Orangtua Tak Khawatir Jelang Pembelajaran Tatap Muka, Psikolog Bagikan Tips Berikut Ini

"Jadi memang perlu program yang baru atau kurikulum yang baru untuk ke depannya."
"Semoga sih tumbuh kembang anak tidak terlalu terpengaruh banyak ya kedepannya."
"Itu yang kita harapkan," tandas dr Melanie.
Dihimpun Ayo Sehat, setidaknya beberapa dampak ini bisa terjadi pada anak yang melakukan pembelajaran jarak jauh.
- Anak didik tidak menyerap pelajaran dengan baik
- Learning loss, hilangnya minat belajar pada anak
- Hubungan batin antara anak didik dan guru rendah
- Angka putus sekolah tinggi
- Pernikahan dini anak usia sekolah.

Baca juga: Psikolog Jelaskan Pola Asuh yang Tepat untuk Anak, Keseimbangan Kasih Sayang dan Aturan
Baca juga: Psikolog Sebut Keluarga yang Tak Harmonis Bisa Jadi Penyebab Kekerasan Seksual pada Anak
Sebagai informasi, pemerintah berencana memberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas pada tahun ajaran baru, Juli 2021 mendatang.
Namun rencana ini menjadi sorototan lantaran kasus Covid-19 masih belum terkendali.
Bahkan terjadi kenaikan tajam di beberapa provinsi setelah lebaran 1442 H.
Pemerintah pun secara resmi memberikan beberapa syarat dilakukannya pembelajaran tatap muka terbatas.
Pertama, maksimal siswa yang hadir bersamaan adalah 25 persen dari total siswa.
Kedua, sekolah hanya diperbolehkan melakukan pertemuan maksimal 2 hari dalam satu minggu.
Ketiga, durasi pembelajaran di sekolah maksimal 2 jam per hari.
Keempat, semua guru sudah divaksin.
Terakhir, mendapatkan izin dari orangtua.
Baca artikel lain tentang kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)