Breaking News:

Dokter Menjelaskan Penyebab Susah Tidur dan Terbangun Tengah Malam

Insomnia kerap kali dialami oleh segala usia. Terutama bagi orang yang sering tidur tengah malam. Insomnia bisa menyebabkan penyakit degeneratif.

Penulis: Putri Pramestianggraini | Editor: Ekarista Rahmawati
kompas.com
ilustrasi insomnia 

TRIBUNHEALTH.COM - Sering terbangun di tengah malam mungkin termasuk mengalami insomnia.

Umumnya insomnia hanya berlangsung selama beberapa hari saja bahkan hingga 2 sampai 3 minggu.

Pada kasus kronis insomnia bisa menjadi lebih lama lagi.

Pandemi yang berlangsung mengubah aktivitas, salah satunya istirahat dimalam hari menjadi lebih sulit bagi banyak orang.

Lonjakan itu menyebabkan kasus insomnia menjadi lebih banyak.

ilustrasi penderita insomnia
ilustrasi penderita insomnia (kompas.com)

Baca juga: Bagaimana Cara Orangtua Mengetahui bahwa Anak Mengalami Gejala Mata Malas Dok?

Insoamnia adalah gangguan mutu tidur.

Gejala insomnia yakni:

- Sulit tidur

- Mudah terbangun saat tertidur dan mengalami kesulitan untuk tidur kembali

- Mudah tidur, namun bangun terlalu dini

2 dari 3 halaman

- Tidak mencapai fase tidur nyenyak

ilustrasi insomnia
ilustrasi insomnia (kompas.com)

Baca juga: Menurunnya Penglihatan yang Diakibatkan oleh Mata Malas: Amblyopia

Akibat dari insomnia, saat bangun tidur badan akan terasa lelah dan mengantuk.

Konsekuensinya, sat beraktifitas dari pagi hingga siang akan mudah mengantuk dan mudah marah.

Apabila insomnia berlangsung dalam jangka panjang, maka akan menimbulkan dampak penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke.

Orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7 hingga 9 jam setiap malam.

insomnia 3
insomnia 3 (kompas.com)

Baca juga: Kondisi Ini yang Membuat Bleaching Gigi Tidak Boleh Dilakukan, Simak Penjelasan Dokter Gigi

Kurangnya waktu tidur akan berdampak serius pada kesehatan.

Dampak kurang ridur:

- Melemahnya sistem kekebalan tubuh

- Naiknya berat badan

- Meningkatnya resiko diabetes

3 dari 3 halaman

- Kesehatan mental terganggu

ilustrasi insomnia
ilustrasi insomnia (kompas.com)

Baca juga: Apakah Kekerasan pada Anak Menyebabkan Rasa Kurang Percaya Diri? Begini Tanggapan Psikolog

Gangguan tidur atau insomnia ini bisa dialami oleh siapa saja.

Untuk mengatasi insomnia, dievaluasi terlebih dulu apa penyebabnya dan diminta untuk tidur lebih dulu.

Pada prinsipnya akan diatur jadwal tidur.

Ini disampaikan pada channel YouTube KompasTV, bersama dengan Dr. Andreas Prasadja, Dokter praktisi kesehatan tidur. Kamis (10/6/2021)

(TribunHealth.com/Putri Pramesti Anggraini)

Selanjutnya
Tags:
Tribunhealth.cominsomniasusah tidurGangguan tidurAndreas Prasadja Tyara Renata
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved