TRIBUNHEALTH.COM - Psikolog Irma Gustiana menjelaskan berbagai dampak pernikahan dini pada perempuan.
Hal itu ia paparkan ketika menjadi narasumber dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Selasa (8/6/2021), tentang pernikahan dini.
Dalam kesempatan tersebut, Irma tak menampik pernikahan dini banyak merugikan perempuan.
"Banyak sekali klien atau kasus-kasus yang mengalami gangguan psikologis," katanya dikutip TribunHealth.com.
"Ada yang mengalami baby blues, postpartum depression, lalu kemudian para temen-temen perempuan ini juga kehilangan hak-haknya."
Baca juga: Psikolog Tekankan Pentingnya Kesiapan Mental sebelum Menikah, Ini Ciri-cirinya
Baca juga: Jelaskan Bahaya Pernikahan Dini, Dokter: Organ Reproduksi Perempuan Belum Sempurna sebelum 20 Tahun
Hak yang dimaksud Irma antara lain, hak untuk mendapat akses pendidikan dan pekerjaan.
Dua hal itu bisa saja menghambat perkembangan perempuan untuk menjadi lebih berdaya.
"Sehingga beberapa orang memang akhirnya mengalami kesulitan untuk bisa mengembangkan diri," jelasnya.
"Dan kemudian ketika dia tidak bisa mengaktualisasikan diri, ini kan dampaknya ke hal-hal lain ya."
Satu di antara dampak buruk yang dimaksud adalah terjadinya kekerasan terhadap anak.
Baca juga: Pernikahan Dini Melonjak 3 Kali Lipat selama Pandemi, Padahal Punya Sederet Risiko Ini
Baca juga: Sayangkan Melonjaknya Pernikahan Dini, Psikolog Tekankan Pentingnya Edukasi Seksual
"Karena tidak siap secara mental untuk mengasuh anak, kemudian tidak adanya support dari pasangan atau keluarga."
"Nah ini yang memang akhirnya merugikan para temen-temen atau adik-adik kita yang perempuan."
"Putus sekolah juga, kehilangan hak untuk mengikuti pendidikan," tandasnya.
Sebagai informasi, selama pandemi dispensasi pernikahan anak di Indonesia meningkat tiga kali lipat.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)