TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi, Ni Komang Yeni, berbicara mengenai kesehatan reproduksi dalam program Ayo Sehat Kompas TV edisi Selasa (8/6/2021).
Edisi tersebut membahas mengani pernikahan dini dan dampaknya bagi kesehatan fisik dan psikologis.
Satu di antaranya adalah kesiapan sistem reproduksi.
dr Komang membenarkan sebelum usia 20 tahun perkembangan organ reproduksi belum sempurna.
Sebelum usia 20 tahun, ada organ di panggul yang belum sempurna, tak terkecuali tulang panggul itu sendiri.
Baca juga: Apakah Artis yang Berperan sebagai Suami Seorang Remaja, Bisa Memicu Pedofilia? Ini Jawaban Psikolog
Baca juga: Apakah Boleh Melakukan Hubungan Suami Istri pada Masa Nifas?

"Sementara pada saat melahirkan sendiri nanti, misalnya kalau tidak ada apa-apa diharapkan pasti lahir normal."
"Nah kalau organ panggulnya belum sempurna, bagaimana mungkin si bayi bisa lahir secara normal?" katanya dikutip TribunHealth.com.
Apabila dipaksakan, dr Komang mengatakan justru berisiko terjadi dampak yang tidak diinginkan pada ibu.
"Bahkan mengakibatkan kematian juga, baik ibu maupun janinnya," tegas dr Ni Komang Yeni.
"Itu malah berbahaya."
Baca juga: Dok Apa yang Bisa Dilakukan Suami untuk Membantu Istri Pulih Pasca-melahirkan?
Baca juga: Meski Sanggup Orgasme 3 Kali, Kebanyakan Wanita Tak Puas Berhubungan Suami Istri, Salah Posisi?

Belum lagi mulut rahim yang juga belum berkembang sempurna sebelum usia 18 tahun.
"Kalau itu terpapar dengan infeksi, dengan mudahnya nanti juga akan terjadi kanker mulut rahim kedepannya. Lebih rentan," paparnya.
Selain itu masih ada begitu banyak risiko lain yang perlu dipertimbangkan di balik pernikahan dini.
Berbagai dampak patut diwaspadai dari pernikahan muda.
Satu di antaranya adalah faktor psikologis yang belum matang.
Hal ini rawan mengakibatkan terjadinya pertengkaran dan kekerasan dalam rumah tangga.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)