TRIBUNHEALTH.COM - Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jeffri Aloys Gunawan, berbicara mengenai badai sitokin dalam program Ayo Sehat Kompas TV, yang tayang di YouTube pada 27 Mei 2021.
dr Jeffri menyebut badai sitokin sebenarnya adalah respon imunitas tubuh yan berlebihan.
"Penyebabnya itu pertama ada infeksi, salah satunya Covid-19," katanya dikutip TribunHealth.com.
Kendati demikian, sebenarnya badai sitokin bisa disebabkan oleh infeksi yang lain.
Satu yang dicontohkan dr Jeffri adalah virus influenza.
Selain itu, badai sitokin juga bisa terjadi karena penyebab non infeksi.
Baca juga: Simak Ulasan Dokter Mengenai Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19
Baca juga: Apakah Orang dengan Riwayat Alergi Boleh Ikut Vaksin Covid-19? Berikut Ulasan Juru Bicara Vaksin

"Itu biasanya penyebab selain kuman-kuman ya. Contohnya kanker, atau autoimun, itu juga bisa menyebabkan badai sitokin," tandasnya.
Akibat respon tubuh yang berlebihan, akan muncul peradangan atau inflamasi.
Peradangan ini yang kemudian bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh.
Tak hanya satu, dr Jeffri menyebut organ yang terdampak bisa beberapa sekaligus.
"Sehingga terjadi kegagalan organ," tandasnya.
Beberapa gejala badai sitokin yang muncul antara lain sebagai berikut.
Baca juga: Benarkah Menerima Paket Online bisa Menularkan Virus Covid-19? Berikut Ulasan Dokter
Baca juga: Pengaruh Virus Covid-19 Terhadap Dunia Kedokteran Gigi

- Demam dan menggigil
- Kelelahan
- Pembengkakan
- Mual dan muntah
- Nyeri otot dan persendian
- Sakit kepala
- Ruam
- Batuk
- Sesak napas
- Napas cepat
- Kejang
- Kesulitan mengoordinasikan gerakan
- Kebingungan dan halusinasi
- Kelesuan dan daya tanggap yang buruk

Baca juga: Wamenkes Ungkap Dua Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 Pasca-Lebaran
Baca juga: Serba-serbi Vaksinasi Covid-19, Berikut Penjelasan Dokter Spesialis Vaksinolog
dr Jeffri mengatakan beberapa gejala itu bisa muncul sekaligus.
"Terkadang juga ada gejala dari kerusakan organnya."
"Contohnya misalnya yang rusak organ hati. Dia akan mengalami gejala mata kuning, muntah-muntah."
"Kalau yang rusak organ ginjal, kencingnya jadi sedikit. Kemudian pasien akan mengalami kenaikan fungsi dari ginjal."
"Jadi gejalanya bisa banyak karena dia melibatkan banyak organ," tandasnya.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)