TRIBUNHEALTH.COM - Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Ayuthia Sedyawan Ardhana, menjelaskan penanganan pertama pada orang yang mengalami serangan jantung.
Dalam hal ini, dr Ayuthia mengatakan baik serangan jantung yang terjadi pada saat olahraga atau pun yang tidak, penangannya sama.
Hal itu dia sampaikan dalam program Ayo Sehat Kompas TV, yang tayang pada Rabu (2/6/2021).
"Sebenarnya henti jantung itu penting banget untuk tahu. Semua orang harus belajar caranya untuk basic life support," katanya, dikutip TribunHealth.com.
Langkah pertama ketika melihat seseorang sudah tak sadarkan diri adalah memperhatikan lingkungan sekitar.
"Apakah lingkungan sekitar itu berbahaya atau tidak," papar dr Ayuthia.
Baca juga: Dokter Beri Catatan Khusus untuk Penderita Sakit Jantung yang Ingin Berolahraga
Baca juga: Dokter Sebut Umumnya Penderita Serangan Jantung Terasa Sesak dan Nyeri Area Dada Sebelah Kiri

"Kita tidak mungkin membahayakan diri sendiri."
Kemudian, perlu untuk mengecek respon dari yang bersangkutan.
Langkah ini penting untuk memastikan apakah masih dalam keadaan sadar atau benar-benar tidak sadar.
"Coba kita panggil namanya, pegang badannya dengan keras, coba untuk bangunkan."
"Jika memang tidak bangun, yang pertama adalah panggilan ambulan," jelasnya.
Sembari menunggu ambulan, perlu untuk memeriksa napas dan denyut nadi, apakah masih ada detak jantungnya atau tidak.
Baca juga: Memperbaiki Gaya Hidup Sehat dapat Turunkan Risiko Penyakit Jantung Koroner, Simak Penjelasan Dokter
Baca juga: Penyempitan Area Pembuluh Darah Jantung Sebabkan Jantung Koroner, Begini Penjelasan Dokter

Setidaknya pemeriksaan ini harus dilakukan selama 10 detik.
"Jadi karena kalau orang henti jantung, detik ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan dia survive."
Akan tetapi ketika sudah tidak bernapas dan nadi berhenti, dr Ayuthia menyarankan untuk melakukan CPR.
"Kompresi dadanya, 100 sampai 120 kali permenit dengan kedalaman lima sampai enam sentimeter dari dada."
"Ini kita lakukan terus menerus," tandasnya.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)