TRIBUNHEALTH.COM - Dahulu penyakit jantung masuk ke dalam kategori faktor risikonya adalah usia.
Usia masuk ke dalam faktor-faktor risiko.
Berarti orang-orang usia tua yang dikategorikan sebagai orang-orang dengan risiko tinggi serangan jantung.
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan dr. Falla Adinda dalam tayangan YouTube HARIAN SURYA program WE THE HEALTH tentang risiko jantung koroner.
Baca juga: Penyempitan Area Pembuluh Darah Jantung Sebabkan Jantung Koroner, Begini Penjelasan Dokter
Baca juga: Merawat Lidah Agar Terhindar dari Bau Mulut, Begini Penjelasan drg. Angela Putri Bunga
Sekarang pasien-pasien usia 40 tahun awal ataupun 30 akhir ternyata sudah banyak yang mengalami serangan jantung.
Jadi faktor usia sudah tidak lagi menjadi faktor risiko.
Itulah mengapa saat ini banyak yang beranggapan orang-orang yang masih muda sudah mengalami serangan jantung.
Masa kini orang yang terkena serangan jantung semakin muda.

Ternyata setelah dicari tahu penyebabnya, ada faktor gaya hidup yang memengaruhi.
Ada faktor diet tidak sehat, ada faktor stres pekerjaan, ternyata banyak faktor yang menyebabkan penyakit ini.
Sehingga multifaktor orang-orang dengan ada pekerjaan yang tinggi, makanan berlemak yang tinggi, mengakibatkan mereka yang memiliki usia relatif muda sudah mengalami gangguan jantung atau serangan jantung.
Gaya hidup yang tidak sehat harus diubah.
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu silent killer.
Seseorang bisa sewaktu-waktu terjangkit serangan jantung.
Namun sebenarnya kita semua memiliki upaya untuk pencegahannya.
Sehingga kita bisa meminimalisir risiko-risikonya.
Kita bisa memeriksakan kadar kolesterol.
Kita bisa melakukan pemeriksaan lengkap secara rutin.
Bisa dilakukan 1 tahun sekali atau 6 bulan sekali jika berusia diatas 40 tahun.
Baca juga: Ketahui Cara Mekanik dan Kimiawi Membersihkan Lidah dengan Benar Menurut Dokter Gigi
Baca juga: Psikolog Jelaskan Kekerasan Anak Berdampak pada Mental dan Pengendalian Diri
Apabila tubuh kita terpantau melakukan pemeriksaan rutin dengan baik, sebenarnya serangan jantung bisa kita minimalisir seluruh risiko-risikonya.
Selain upaya hidup sehat, kita harus tahu dan mengenali tubuh.
Salah satu upayanya adalah dengan cara medical check up.
Sehingga kita mengetahui kadar kolesterol.
Apabila memiliki berat tubuh yang berlebih juga harus dipantau.
KIta harus kembali ke kurva normal.
Apabila kita berada dalam kondisi normal tersebut, dapat menurunkan risiko serangan jantung.
Penjelasan dr. Falla Adinda dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube HARIAN SURYA program WE THE HEALTH edisi 23 September 2020.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.