TRIBUNHEALTH.COM - Dermatitis atopik umumnya disebabkan oleh faktor keturunan atau faktor bawaan.
Akan tetapi, faktor luar juga bisa berpengaruh terhadap penyakit tersebut.
Penjelasan itu disampaikan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr Kardiana Purnama Dewi.
"Dari dalam oke ada faktor genetik, tapi dari luar faktor pemicu itu banyak," katanya, dikutip TribunHealth.com dari tayangan Ayo Sehat Kompas TV, Senin (24/5/2021).
Salah satu yang paling sering adalah debu.
Baca juga: Kulit Berjerawat Membutuhkan Pengobatan yang Khusus dan Segera, Berikut Penjelasan Dokter Kulit
Baca juga: Dokter Jelaskan Makanan untuk Penderita Hipertensi, Hindari Kulit Ayam

"Debu sama tungau itu temenan," jelas dr Kardiana.
"Di dalam satu gram debu, itu mengandung sekian juta tungau debu rumah."
Apa lagi kelembaban di Indonesia yang cukup tinggi.
Hal itu mengakibatkan tungau semakin mudah berkembang.
"Jadi orang dengan dermatitis atopik sering kambuh juga di negara kita," tandasnya.
Secara umum, kejadian dermatitis atopik di seluruh dunia tergolong tinggi, tak terkecuali di Indonesia.
Baca juga: Kerap Dianggap Pemicu Kolesterol, Ternyata Santan Punya Segudang Manfaat Ini
Baca juga: Berikut Ini Daftar Makanan yang Bisa Picu Alergi, Mulai dari Kacang-kacangan hingga Udang

Kendati demikian, di negara yang memiliki 4 musim, tingkat kekambuhannya bisa lebih parah.
Selain debu, faktor pemicu lain adalah alergi makanan.
"Kadang kita makan seratus kali ngga alergi, yang ke 101 baru alergi, bisa."
"Dulu-dulu ngga pernah dok alergi udang. Bisa, awalnya tidak, belakangan baru muncul alerginya," tandasnya.
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)