TRIBUNHEALTH.COM - Rampan karies dan karies botol merupakan karies yang banyak di keluhkan oleh para ibu karena banyak dialami oleh anaknya.
Menurut drg. R. Ngt. Anastasia Ririen, penyakit ini bisa dicegah.
Kondisi ini bisa dicegah sejak anak lahir.
Baca juga: Mengapa Saya Sering Overthinking dan Cemas Berlebihan? Berikut Jawaban Psikolog
Baca juga: Bagaimana Penanganan yang Tepat untuk Penderita Depresi? Begini Penjelasan Psikolog
Dilansir oleh Tribunhealth.com penjelasan Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Sapa Dokter tentang rampan karies pada anak.
Dengan membiasakan kebiasaan yang baik idealnya dilakukan sejak anak lahir.
Dimulai dari penyadaran dan pengetahuan dari ibu dan ayah terkait kesehatan gigi dan mulut.

Tentang pentingnya aspek-aspek yang bisa menunjang agar apa yang biasa terjadi bisa dicegah.
Perlu dipahami, diketahui, dan disadari oleh kedua orang tua termasuk semua pihak yang ada di sekitar calon buah hati dan anak-anak.
Sebelum mengetahui bagaimana cara perawatannya, kita perlu mengetahui struktur gigi susu anak-anak.
Gigi susu anak-anak secara anatomi mirip dengan gigi dewasa.
Perbedaannya di struktur material pembentuknya.
Gigi susu material lapisan terluarnya berbeda dan grade kerapatannya berbeda.
Itulah mengapa jika sudah sampai di proses awal kejadian pelunakan pada enamel, hancurnya lapisan pertama gigi maka biasanya proses tersebut berlangsung sedemikian cepat.
Hal ini terjadi karena kerapatannya berbeda.
Kepadatannya pun juga berbeda.
Pada gigi susu lebih tidak rapat, lebih tidak solid dibanding gigi permanen.
Itulah mengapa kejadian rampan karies begitu cepat menimpa atau dialami oleh anak-anak.
Biasanya dialami oada usia anak-anak hingga usia pergantian gigi.
Baca juga: Apakah Penggunaan Gigi Palsu Baik untuk Kesehatan Gigi dan Mulut, Dok?
Baca juga: Dokter Jelaskan Penyakit Wasir atau Ambeien yang Penting untuk Diketahui
Bahkan tidak hanya menimpa atau terkait gigi-gigi rahang atas, namun juga gigi-gigi pada rahang bawahnya.
Proses karies bisa dicegah.
Apabila kita sudah tahu apa pemicu kejadian karies, biasanya kita akan lebih paham, lebih mudah, dan mengerti bagaimana cara pencegahannya.
Salah satu yang paling utama adalah bagaimana membersihkannya.
Membersihkan dimulai sejak gigi mulai erupsi.
Erupsi biasanya dimulai sejak usia anak-anak, bayi berusia 6 bulan pada umumnya.
Teteapi bagaimana melatihnya tidak dimulai sejak gigi erupsi.
Bahkan ketika gigi belum erupsipun, upaya melatih kebiasaan membersihkan rongga mulut, idealnya sudah dilakukan sejak anak lahir.
Cara yang paling mudah untuk membersihkan dengan cara berkumur.
Dengan membilas rongga mulut.
Biasanya bayi yang baru lahir, minuman yang diberikan idealnya adalah ASI.
Sebagian memilih susu formula.
Material ASI, material susu formula, tetap mengandung material pemicu kejadian karies bisa berkembang dalam rongga mulut.
Dimana karies dapat berkembang pada gigi.
Upaya melatih kebiasaan membersihkan rongga mulut dari bayi.
Membilas maksudnya adalah melakukan upaya pembersihan atau pembilasan dengan sangat sederhana.
Dengan menggunakan air putih yang bersih.
Jika masih sangat kecil atau baru lahir bagaimana caranya?
Sebagai seorang ibu, biasanya memiliki pipet.
Carilah pipet yang bersih dan steril.
Selalu siapkan pipet yang bersih dan steril disamping ibu.
Apabila anak minumnya adalah ASI, biasanya ibu akan tahu kapan sang anak sudah merasa hampir cukup.
Biasanya ciri khasnya adalah si kecil melambatkan minum ASI nya.
Nah pada saat itu ibu bisa melakukan dengan meneteskan air yang berada dalam pipet tersebut dari sudut tepi bibir si kecil tetes demi tetes, cukup dengan satu tetes hingga tertelan oleh si kecil.
Pada akhirnya ketika si kecil melepaskan ASI sang ibu, tetesan tetap diberikan dari samping.

Upaya ini dimaksudkan agar si kecil memiliki kebiasaan untuk membilas meskipun masih dalam skop sederhana.
Apabila si kecil konsumsi susu formula, sang bunda bisa menyiapkan botol yang sama dengan yang diminumkan kepada si kecil yang berisi air bersih.
Ketika melihat si kecil mulai melonggarkan botolnya, mulai didekatkan dengan botol yang berisi air bersih.
Dan digantikan dengan botol yang berisi air putih bersih.
Ini adalah cara sederhana yang dapat dilakukan.
Kemudian jika si kecil sudah memiliki gigi, upaya pembersihan mulai ditingkatkan.
Hal kedua yang bisa dilakukan ketika si kecil belum bergigi, sang bunda bisa membersihkan rongga mulut dengan kassa lembut.
Yang dililitkan pada jari sang ibu, dilakukan setiap si kecil sudah selesai minum susu.
Cara ini dilakukan hingga anak mulai mendapatkan makanan tambahan.
Lidah dan langit-langit dibersihkan, apabila belum ada gigi, gusi juga bisa dibersihkan.
Point yang di dapat dari kegiatan ini adalah membiasakan kebiasaan yang menyenangkan pada si kecil.
Baca juga: Waspada Kebiasaan Mengunyah 1 Sisi Bisa Menyebabkan Karang Gigi
Baca juga: Usia Berapa Anak Boleh Membersihkan Karang Gigi? Berikut Penjelasan Dokter Gigi
Bisa dengan memutar musik sambil membersihkan.
Sehingga fase pembersihan tersebut ada dalam suasana gembira.
Serta diterima si kecil adalah hal yang menyenangkan.
Penjelasan Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews.com program Sapa Dokter edisi 26 Maret 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan gigi dan mulut di sini.