TRIBUNHEALTH.COM - Gigi palsu atau gigi tiruan adalah jenis tiruan dari gigi permanen yang telah tanggal karena suatu hal.
Gigi palsu menggantikan fungsi gigi permanen.
Dilansir oleh Tribunhealth.com dari tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter edisi 19 Maret 2021, Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen memberi penjelasan tentang pentingnya fungsi gigi palsu.
Karena apabila tidak digantikan, maka fungsi-fungsi gigi permanen yang hilang tersebut pun akan hilang dari si pemilik raga.
Baca juga: Pakar Neuroscience Tegaskan bahwa Setiap Obat Berpotensi Memberikan Manfaat
Baca juga: Dokter Ungkapkan Jika Ganja Memiliki Manfaat dalam Dunia Medis
Idealnya digantikan oleh gigi tiruan.
Gigi tiruan menggantikan fungsi dari gigi asli dimana perannya, antara lain:
1. Membantu proses mastikasi atau pengunyahan

Apabila tidak ada gigi proses tersebut tentu terganggu.
2. Gigi menjaga perototan berada pada ketegangan ideal atau posisi idealnya
Apabila tidak ada gigi otot wajah akan mengalami fase perubahan.
Sehingga bisa mempengaruhi bentuk dari wajah.
Misalkan kondisi yang hilang ada di bagian tertentu sisi kanan atau kiri saja, maka bagian tersebut akan menjadi lebih kempot.
Apalagi bagi mereka yang sudah tidak memiliki.
Maka sangat diperlukan gigi palsu.
Jika tidak menggunakan gigi palsu, tentu saja wajah akan sangat berubah.
Karena dimensi ukuran dari wajah seseorang akan berubah.
Hal ini juga berkaitan erat dengan estetika.
Baca juga: Perlu Diketahui, Lifestyle Juga Dapat Memicu Hipertensi, Begini Penjelasan Dokter
Baca juga: Mitos atau Fakta Jika Cacar Air Menular, Dok?
Apabila gigi yang hilang adalah sebagian gigi dan kita tidak melakukan penggantian gigi palsu, misalkan gigi yang tidak ada adalah gigi rahang bawah, maka gigi rahang atas akan turun ke bawah.
Hal ini disebabkan ada gravitasi yang berlangsung di area tersebut.
Gigi rahang atas akan turun ke bawah mengisi kekosongan gigi.
Gigi bisa turun karena gigi pada tulang rahang bukan menyatu tetapi hanya dihubungkan oleh serabut-serabut periodonsium.

Apabila gigi tersebut tidak ada antagonis atau lawannya pada area bawah, maka gigi atas akan turun ke bawah.
Turunnya gigi akan memicu banyak sekali gangguan.
Salah satunya kondisi sensitif karena akar yang terbuka.
Bahkan makanan mudah menyelip.
Baca juga: Bagaimana Gejala dan Penanganan Penyakit Hepatitis A, Dok?
Baca juga: Dok, Adakah Perawatan Lain Merapikan Gigi Selain Penggunaan Kawat Gigi?
Gigi sekitarnya bisa miring bergeser ke bagian kosong gigi.
Penjelasan Dokter Spesialis Gigi, drg. R. Ngt. Anastasia Ririen dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube Tribunnews Bogor program Sapa Dokter edisi 19 Maret 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.