TRIBUNHEALTH.COM - Hipertensi terjadi karena kekakukan pembuluh darah.
Semakin tua usia seseorang, pembuluh darah akan semakin kaku.
Dilansir oleh Tribunhealth.com, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Ni Made Hustrini menjelaskan tentang hipertensi dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 08 April 2021.
Sehingga yang terjadi adalah tekanan darah akan semakin tinggi.
Baca juga: Apakah Termasuk Gejala Covid Jika Merasakan Nyeri Otot, Diare, Flu tapi Tidak Demam Dok?
Baca juga: Mitos atau Fakta Jika Cacar Air Menular, Dok?
Artinya kita bisa mengontrol tekanan darah seperti lifestyle modification.
Tentunya yang pertama kali dokter anjurkan adalah lifestyle modification.
Apakah gemar konsumsi junkfood, kurang olahraga, dan sebagainya.
Hal tersebut harus diubah secara keseluruhan.
Selain itu, juga perlunya mengurangi asupan garam.
Diet yang tinggi garam dapat memicu kenaikan tekanan darah.
Garam tidak hanya garam dapur yang selalu terlihat.
Namun makanan yang terasa asin seperti kerupuk, keripik, dan lain-lain.
Makanan-makanan yang berpengawet semua tinggi garam.
Karena pengawet pada makanan kemasan yang digunakan adalah garam.
Sehingga setiap orang dianjurkan untuk lebih waspada.
Lebih banyak konsumsi buah dan sayur.
Namun jika langkah pertama dalam modifikasi gaya hidup tidak berhasil, maka dokter akan berikan obat-obatan.
Obat yang diberikan dikonsumsi setiap hari bahkan seterusnya.
Kecuali ada instruksi dari dokter untuk menghentikan obat atau mengurangi dosis.
Hal ini biasanya dilakukan jika ternyata tekanan darah terlalu rendah.
Baca juga: Gejala Apakah yang Dirasakan oleh Seseeorang sebelum Terkena Serangan Stroke Dok?
Baca juga: Bagaimana Gejala dan Penanganan Penyakit Hepatitis A, Dok?
Sehingga ada gejala sempoyongan, keliyengan, dan sebagainya.
Dokter bisa saja mengurangi dosisnya atau bahkan bisa diberhentikan.
Namun jika dokter tidak menginstruksikan untuk dihentikan, artinya obat harus dilanjutkan terus.
Olahraga di masa pandemi memang akan lebih susah.
Dokter menyarankan jika kita bisa melakukan aerobik sendiri di rumah.
Olahraga apa saja sebenarnya bisa dilakukan.
Namun olahrga juga bergantung pada kondisi pasien.
Dokter menganjurkan untuk berolahraga sekitar 20 hingga 30 menit setiap hari.
Atau minimal 5 kali dalam seminggu.
Aktivitas olahraga tentunya didampingi dengan gaya hidup yang sehat.
Apabila makan berlebihan, kemudian olahraga, mungkin hasilnya juga tidak akan maksimal.
Dokter menganjurkan bagi perokok untuk berhenti merokok.
Untuk menghindari tekanan darah, kenali apakah anda merupakan populasi yang berisiko untuk terkena hipertensi.
Seperti adanya keturunan genetik.
Baca juga: Dok, Adakah Perawatan Lain Merapikan Gigi Selain Penggunaan Kawat Gigi?
Baca juga: Benarkah Penurunan Ereksi Disebabkan oleh Gangguan Kesehatan Testis? Simak Penjelasan Dokter
Kenali tubuh apakah terdapat penyakit lain, misalnya penyakit ginjal, tiroid, diabetes, kegemukan, dan penyakit lainnya yang dapat menaikkan tekanan darah.
Lifestyle juga dapat mempengaruhi tekanan darah.
Orang yang sehat ataupun yang memiliki risiko harus tetap cek tekanan darah.
Terutama bagi yang berisiko terkena hipertensi, maka harus lebih sering mengukur tekanan darah.
Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, dr. Ni Made Hustrini dilansir oleh Tribunhealth.com dalam tayangan YouTube KOMPASTV program AYO SEHAT edisi 08 April 2021.
(Tribunhealth.com/Dhiyanti)
Baca berita lain tentang kesehatan di sini.