TRIBUNHEALTH.COM - dr Tan menjelaskan soal kebiasan makan dua kali sehari setelah Ramadhan berganti Syawal.
Hal itu ia jelaskan saat menanggapi pertanyaan pemirsa program Malam Minggu Sehat Tribunnews.
Ada seorang pemirsa yang bertanya, bagaimana jika setelah Ramadhan dia tetap melanjutkan kebiasaan makan dua kali sehari.
"Kenapa puasa cuma diberlakukan 30 hari?" tanya dr Tan dikutip TribunHealth.com.
"Kalau seandainya ini memang gaya hidup yang baik, mengapa tidak ada agama yang mengatakan dipuasain aja setahun penuh?" tandasnya.
Baca juga: 3 Tips untuk Penderita Diabetes saat Melakukan Ibadah Puasa Ramadhan, Rajin Cek Gula Darah
Baca juga: 3 Gerakan Olahraga saat Puasa Ramadhan yang Direkomendasikan Trainer

dr Tan tidak setuju dengan apa yang ditanyakan penanya.
Pasalnya tubuh manusia membutuhkan kestabilan gula.
"Kestabilan gula itu suatu konstan gula darah, ketika anda bekerja, ketika siang hari, ketika pagi hari baru bangun dan harus makan."
"Dan itu adalah masa anda memiliki ketahanan kerja dan fokus mental yang baik," jelasnya.
Dengan demikian, dr Tan sangat tidak menganjurkan melewatkan sarapan.
"Mengapa? Karena orang puasa pun sahur," papar dr Tan.

Baca juga: Tips Mengonsumsi Makanan Sehat di Hari Lebaran
Baca juga: Bukan dari Makanan Luar, Sebagian Besar Kolesterol Ternyata Diproduksi Tubuh Sendiri
"Orang puasa itu sahur loh ya. Jangan diskip," tandasnya.
dr Tan justru menyorot kebiasaan makan dua kali sehari hanya karena males.
"jadi jangan sampai anda menelantarkan kebutuhan diri anda demi sesuatu, yang saya tidak tahu itu apa."
"Karena kalau masa muda anda mengabdikan tubuh anda demi uang segepok, nanti repotnya begitu uangnya dapet, itu akan habis untuk mengembalikan badan kita."
"Yang belum tentu bisa balik seperti sedia kala," tandasnya.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)