Pertanyaan:
Saya penderita penyakit lambung.
Sudah 3 kali endoskopi.
1 kali kolonos kopi.
Hasil endoskopi: gastropaty, gerd, gastritis kronik, gastritis erosive, bile refluk, dan infeksi hpylory.
Dan hasil kolon saya: ada IBS dan hemoroid grade 2.
Baca juga: Apa Itu GERD dan Bagaimana Mengatasinya? Simak Penjelasan Berikut
Baca juga: Perlu Dipahami, Ini Perbedaan Sesak Lambung dan Sesak Paru
Saya sering merasakan sakit di dada, sesak nafas dan nyeri pada dada seperti di tekan.
Saya juga di diagnosa psikosomatik.
Sampai hari ini saya masih berobat, karen kalau tidak minum obat rasa sakit dan kecemasan ini muncul Dokter.

Apakah dengan keadaan saya yang masih ketergantungan obat ini aman untuk divaksin Dok?
Terima kasih.
Pertanyaan tersebut disampaikan oleh Jurnalis Kompas TV Bayu dalam program Sapa Indonesia Pagi yang tayang di Youtube Kompas TV pada 19 April 2021.
Jawaban dokter:
Jadi dari riwayat yang diberikan, ada 2 keadaan yang harus digaris bawahi.
Yang pertama, inflammtory bowel syndrome.
Inflammtory bowel syndrome itu, apabila diberikan obat tertentu yang mengganggu sistem kekebalan maka pemberian vaksin harus ditunda.
Baca juga: Tahapan Vaksinasi saat Berpuasa di Bulan Ramadhan, Apakah Membatalkan Puasa?
Jadi harus dipastikan terlebih dahulu jika inflammtory bowel syndrome dalam keadaan terkendali.
Dan tidak mengonsumsi obat yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh agar vaksin yang diberikan optimal.
Yang kedua, rasa kecemasan.
Jika kecemasan dalam keadaan fase akut seperti sedih, khawatir, maupun tegang, vaksinasi harus ditunda.
"Upayakan kita dalam keadaan bahagia, percaya diri, aman, hangat, baru bisa divaksin," ujar Hinky Hindra Irawan Satari.
Namun jika dalam keadaan tertekan, gelisah, tidak bisa tidur, alangkah lebih baik ditunda.
Baca juga: Apakah Penderita Gangguan Tiroid Boleh Disuntik Vaksin Covid-19?
"Jadi respon yang terjadi terkait dengan pemberian imunisasi bukan karena kandungan vaksinasinya. Namun situasinya, moodnya. Jadi semua harus dalam keadaan seimbang," tambahnya.
Dijawab oleh ketua komisi nasional kejadian ikutan pasca imunisasi, Prof. Hinky Hindra Irawan Satari.
(TribunHealth.com/Dhiyanti)
Berita lain tentang kesehatan ada di sini