TRIBUNHEALTH.COM - dr Tan Shot Yen berbicara mengenai pola makan di bulan Ramadhan.
Hal itu ia sampaikan dalam program Malam Minggu Sehat yang tayang live di kanal YouTube Tribunnews.
Dalam forum tersebut, dr Tan mengatakan muslim di Indonesia tergolong mudah dalam berpuasa dibandingkan negara lain di Eropa.
"Apalagi Eropa Utara, itu puasa bisa 18 jam loh ya," katanya.
Pertama yang perlu dilakukan adalah mengandaikan rasa lapar ketika berpuasa.
"Ngga boleh kalau orang berpuasa itu pikirannya lapar. Ngga boleh," katanya.
Baca juga: Berbagai Dampak Bila Tidak Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut saat Berpuasa
Baca juga: Bau Mulut saat Berpuasa Membuat Tidak Percaya Diri, Begini Cara Menghindarinya

"Karena apa? Kita mengandaikan puasa justru untuk membersihkan iman dan jiwa. Fisik itu cuma numpang lewat lah."
"Jadi kalau kita berlapar-lapar selama 30 hari tentu manfaatnya akan terasa banget gitu," papar dr Tan.
Untuk menjaga kesehatan tubuh, dr Tan mengingatkan pentingnya sahur.
"Kalau anda tidak makan dalam kurun lebih dari 12 jam, maka anda namanya bukan puasa lagi."
Karena itulah sahur termasuk hal penting yang harus menjadi perhatian.
Sayangnya banyak orang yang makan asal-asalan ketika sahur.
Baca juga: Tips Jaga Lambung Tetap Sehat dalam Menjalani Ibadah Puasa Ramadhan
Baca juga: Konsumsi Makanan Ini, Agar Kesehatan Mulut Terjaga saat Berpuasa

"Dijejali nasi."
"Banyak orang berpikir kalau saya makan karbo banyak, itu lambungnya bisa diisi."
Padahal hal itu kurang tepat.
Menurut dr Tan yang terpenting bukan makan sebanyak-banyaknya, melainkan makan seimbang.
"Banyak orang yang tidak sadar, puasa itu yang penting imbangan makan."
Contohnya adalah dengan mengonsumsi makanan yang tidak cepat dicerna menjadi gula.
"Nah ini penting banget," tandasnya.
Pada contoh makan nasi banyak sebelumnya, hal itu tidak banyak membantu karena akan segera diproses menjadi gula.