TRIBUNHEALTH.COM - Kelenjar tiroid memiliki peran yang penting dalam sistem metabolisme tubuh.
Kelenjar tersebut bertugas untuk memproduksi hormon penting.
Apabila produksinya terganggu, maka kinerja organ tubuh juga turut bermasalah, sebagaimana diberitakan dalam tayangan Ayo Sehat yang tayang di YouTube Kompas TV pada 17 Maret 2021.
Kelainan pada kelanjar tiroid bisa berupa kelainan bentuk, fungsi, ataupun kombinasi keduanya.
Kelainan bentuk dapat diamati dengan mudah, berupa munculnya tonjolan pada area leher.
Kondisi ini bisa tidak berbahaya.
Baca juga: Radang Amandel Dapat Disebabkan Karena Infeksi Virus atau Bakteri, Berikut Penjelasannya
Baca juga: Bagaimana Pengobatan Penderita Radang Usus atau Inflammatory Bowel Disease?
Namun, kondisi yang sama bisa juga menjadi ganas.
Sementara kelainan fungsi meliputi produksi hormon yang berlebih, akibatnya tubuh menjadi mudah lelah.
Kondisi demikian dikenal dengan nama hipertiroidisme.
Sebaliknya, ketika kelenjar tiroid memproduksi hormon dalam jumlah yang kurang, tubuh akan menjadi kekurangan energi.
Akibatnya tubuh pun menjadi mudah lemas.
Kondisi ini dikenal dengan nama hipotiroidisme.
Gangguan tiroid memang tidak tergolong penyakit menular.
Namun penyakit ini termasuk penyakit metabolik kedua terbanyak setelah diabetes.
Baca juga: Hati-hati Orang Berusia 20-40 Tahun Berisiko Terkena Penyakit Radang Usus, Berikut Penyebabnya
Baca juga: Berikut Ini Ciri dan Penyebab Radang Gusi, Gejala Paling Umum Gusi Jadi Mudah Berdarah
Sementara angka gangguan tiroid di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Angkanya mencapai 17 juta warga, atau 6,5 persen.
Gangguan tiroid disebut lebih rentan terhadap perempuan.
Selain itu beberapa orang yang berisiko antar lain:
- Usia di atas 60 tahun
- Keluarga dengan riwayat penyakit tiroid
- Riwayat penyakit kronis, seperti diabetes atau autoimun
Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)