TRIBUNHEALTH.COM - Menurut dr. Virly Nanda Muzellina dokter spesialis penyakit dalam radang usus atau inflammatory bowel disease dibagi menjadi 2, yaitu penyakit crohn dan kolitis ulseratif.
Penyakit crohn dapat mengenai hampir seluruh saluran pencernaan.
Mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, dan usus besar.
Sedangkan penyakit kolitis ulseratif hanya terjadi radang di bagian usus besar.
Untuk gejala penyakit crohn dan kolitis ulseratif hampir sama.
Seperti diare kronik yaitu diare yang berkepanjangan dan terjadi nyeri perut.
Baca juga: Mengenal Laparoskopi, Operasi Modern Untuk Menangani Usus Buntu

Namun nyeri perut sering muncul pada kolitis ulseratif.
Bahkan menyebabkan berdarah saat buang air besar.
Sulit buang air besar juga bisa menjadi gejala pada radang usus.
Penurunan berat badan juga dapat terjadi pada kedua jenis penyakit ini.
"Sebenarnya sampai saat ini belum ada yang bisa dibilang pasti memicu untuk terjadinya radang usus, karena penyebabnya masih multifaktor," ujar dr. Virly Nanda Muzellina.
Namun yang diduga memicu penyakit ini adalah gaya hidup.
Seperti merokok, konsumsi alkohol, makan makanan yang banyak mengandung pengawet, banyak mengandung perisa, pola hidup yang kurang baik, kurang olahraga, dan stres.
Secara usia, orang yang berisiko terkena penyakit radang usus pada usia 20-40 tahun.
Meskipun di luar usia tersebut tidak menutup kemungkinan untuk terkena radang usus.
Genetik juga menjadi salah satu faktor penyebab munculnya radang usus.
Yang paling menyebabkan radang usus adalah gangguan di sistem imun bagian saluran pencernaan.
Baca juga: Dok, Usus Buntu Apakah Bisa Terjadi Komplikasi hingga Sebabkan Kematian?

Lantas bagaimana cara mendeteksi radang usus?
Dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter.
Bakteri dan virus juga dapat menyebabkan radang usus.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh dokter adalah memeriksa tinja.
Selain itu juga dapat dilakukan endoskopi untuk memeriksa penyakit-penyakit pencernaan.
Jika mengalami BAB berdarah atau diare hebat, dr. Virly Nanda Muzellina menganjurkan untuk menghindari makanan yang tinggi serat yang dapat memicu diare.
Selain itu, dr. dr. Virly Nanda Muzellina juga menghimbau untuk menghindari makanan yang tinggi karbohidrat dan tinggi lemak.
Jika sudah ditangani gejala-gejala yang berat, dapat kembali makan makanan yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan lain sebagainya.
Karbohidrat juga harus seimbang dengan protein.
Baca juga: Mengenal Penyakit Usus Buntu atau Apendisitis, Tanda-tanda hingga Penyebabnya
(TribunHealth.com/Dhiyanti)
Berita tentang penyakit lainnya ada di sini