TRIBUNHEALTH.COM - Badai sitokin merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemui pada pasien yang mulai pulih dari Covid-19.
Badai sitokin merupakan respon berlebihan yang diberikan sistem imunitas tubuh.
Dibahas dalam program Ayo Sehat Kompas TV, etika suatu virus menginfeksi sel, tubuh akan mengirimkan sinyal bahaya.
Ketika sel merasa akan ada hal buruk yang terjadi, dia akan langsung memberikan respon berupa membunuh diri sendiri.
Langkah tersebut diambil agar kerusakan tak menyebar ke sel lain.
Baca juga: Perbedaan Penanganan Pasien COVID-19 Varian Pertama dan Kedua yang Dianggap Lebih Mematikan
Baca juga: Kemenkes Prediksi Kenaikan Puncak Kasus Covid-19 hingga Akhir Juni
Dampaknya ketika sel banyak yang bunuh diri dalam waktu bersamaan, maka banyak jaringan yang bisa mati.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jeffri Aloys Gunawan, menjelaskan organ yang terdampak tak hanya paru-paru.
"Awalnya fasenya adalah paru ya. Kemudian selanjutnya akan masuk ke fase ketiga, hiper-inflamasi yang melibatkan banyak organ," jelasnya dalam tayangan yang diunggah di YouTube pada 27 Mei 2021.
dr Jeffri menyebut beberapa organ dalam dapat terdampak sekaligus dalam waktu yang sama.
Akibat terburuknya bisa sampai gagal fungsi organ.
"Ada ginjal, hati."
Baca juga: Badai Sitokin pada Pasien Covid-19 Dipengaruhi Faktor Genetik, Bisa Picu Kegagalan Fungsi Organ
Baca juga: Simak Penjelasan Dokter Mengenai Badai Sitokin, Penyebabnya Tak Hanya Covid-19
"Biasanya akan ditemukan peningkatan fungsi ginjal, fungsi hati meningkat, pasien sampai kuning karena bilirubin naik," jelasnya.
Organ lain seperti jantung dan pankreas pun bisa terkenda dampaknya.
Karenanya, dr Jeffri menegaskan pentingnya untuk menangani Covid-19.
Kendati bergejala ringan dan tak bergejala, pasien tetap perlu berkonsultasi dengan dokter.
Dengan demikian, dampak badai sitokin bisa dihindari.
Baca artikel lain seputar Covid-19 di sini.
(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)