Breaking News:

Badai Sitokin pada Pasien Covid-19 Dipengaruhi Faktor Genetik, Bisa Picu Kegagalan Fungsi Organ

Dokter spesialis penyakit dalam: beberapa organ bisa mengalami gagal fungsi sekaligus dalam satu waktu

Penulis: Ahmad Nur Rosikin | Editor: Melia Istighfaroh
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ilustrasi penanganan badai sitokin --- Tenaga medis melakukan simulasi alur masuk pasien Covid-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (6/3/2020). Simulasi dari mulai pasien terduga Covid-19 datang ke RSHS, diperiksa di ruang Isolasi IGD, hingga dibawa ke Ruang Khusus Isolasi Kemuning tersebut, dilakukan untuk melatih kesiapan tenaga hingga sarana medis dalam menangani dan merawat pasien terduga virus corona yang masuk ke RSHS Bandung. 

TRIBUNHEALTH.COM - Badai sitokin merupakan masalah kesehatan yang dialami pasien Covid-19 yang mulai pulih.

Sebenarnya badai sitokin termasuk mekanisme respon imunitas tubuh.

Hanya saja, dampaknya bisa berbahaya karena terlalu berlebihan.

Tak tanggung-tanggung, beberapa organ bisa alami gagal fungsi sekaligus dalam waktu bersamaan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Jeffri Aloys Gunawan, mengatakan ada studi yang menunjukkan badai sitokin lebih mudah terjadi pada pasien komorbid.

Artinya, lebih mungkin terjadi pada pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta.

Baca juga: Simak Ulasan Dokter Mengenai Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19

Baca juga: Apakah Orang dengan Riwayat Alergi Boleh Ikut Vaksin Covid-19? Berikut Ulasan Juru Bicara Vaksin

ilustrasi virus corona
ilustrasi virus corona (kompas.com)

Hal itu ia sampaikan dalam program Ayo Sehat Kompas TV, yang tayang di YouTube pada 27 Mei 2021, sebagaimana dikutip TribunHealth.com.

Kendati demikian, hal itu tidak 100 persen pasti.

"Ini juga belum tentu juga sebenarnya," catatnya.

Pasalnya, dr Jeffri mengatakan gen juga turut berperan dalam masalah ini.

2 dari 2 halaman

"Ada yang namanya HLH, suatu kelainan gen kita, yang menyebabkan nantinya kalau terkena infeksi atau noninfeksi, mudah mencetuskan respon yang berlebihan," tandasnya.

Badai sitokin tak hanya terjadi sekali.

Baca juga: Benarkah Menerima Paket Online bisa Menularkan Virus Covid-19? Berikut Ulasan Dokter

Baca juga: Apakah Covid-19 Merupakan Pneumonia Pertama yang Disebabkan oleh Virus Dok?

Ilustrasi pasien sudah negatif COVID-19 namun terkena badai sitokin
Ilustrasi pasien sudah negatif COVID-19 namun terkena badai sitokin (regional.kompas.com)

"Ada laporan yang menyebutkan demikian. Tidak cuma sekali. Tapi selanjutnya terjadi lagi, terjadi lagi, itu ada."

"Bahkan durasi sampai ada lebih dari sebulan ya. Jadi akhirnya ngga pulang-pulang pasiennya," jelasnya.

Meski sedang menjadi pembicaraan karena kerap terjadi pada pasien Covid-19, sebenarnya badai sitokin bisa disebabkan penyakit lain.

Influenza adalah satu di antara virus yang juga bisa memicu penyakit ini.

Selain itu, ada pula penyebab noninfeksi seperti kanker dan autoimun.

Baca artikel lain seputar kesehatan umum di sini.

(TribunHealth.com/Ahmad Nur Rosikin)

Selanjutnya
Tags:
Badai sitokinFaktor GenetikCovid-19Jeffri Aloys Gunawan
BERITATERKAIT
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved