TRIBUNHEALTH.COM - Stimulasi merupakan rangsangan yang diberikan kepada anak agar ia memperoleh kesempatan untuk belajar tentang lingkungannya.
Bentuk rangsangan yang bisa diberikan seperti sentuhan, senyuman, pelukan, atau bahkan kata-kata.
Selain itu juga bisa dalam bentuk keterampilan sensorik atau panca indera, seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, dan pengecapan, keterampilan motorik, kognitif, hingga sosial.
Pemberian stimulasi anak untuk mendukung tumbuh kembang ini baiknya diberikan sejak dini.
Baca juga: 7 Faktor yang Menghambat Tumbuh Kembang Anak, Bisa Berdampak Buruk pada Pertumbuhan Anak
Pentingnya Mengajarkan Stimulasi pada Anak
Stimulasi penting diajarkan pada anak-anak guna mendukung perkembangan otak yang akan memengaruhi tumbuh kembangnya hingga dewasa.
Menurut California Childcare Health Program, jumlah rangsangan yang diterima anak sejak dini dapat memengaruhi sinapsis (penghubung antar sel saraf) yang terbentuk.
Stimulasi yang berulang dan konsisten dapat memperkuat sinapsis dan menjadikannya permanen.
Sementara itu, sinapsis yang dibiarkan dan tidak digunakan dapat terputus.
Artinya, otak anak akan semakin berkembang jika Mom memberikan stimulasi secara terus menerus dan semakin banyak.
Baca juga: Mom, Berikut 4 Cara Memantau Tumbuh Kembang Anak Agar Pertumbuhan Berjalan dengan Optimal
Bentuk Stimulasi Berdasarkan Usia Anak
Berikut ini beberapa stimulasi dini yang dapat diajarkan para orang tua kepada anaknya pada periode emas sesuai dengan usia anak.
1. Usia 0-3 bulan
Pada usia ini, orang tua bisa mengajarkan stimulasi seperti memeluk, menatap mata, mengajak senyum, meniru ocehan dan mimik muka bayi, membunyikan berbagai suara atau musik secara bergantian.
Selain itu bisa juga menggerakkan benda berwarna terang dan berbunyi, menggulingkan bayi ke kanan dan ke kiri, mengajarkan bayi untuk tengkurap, telentang, serta mengajak bayi mengamati benda-benda di sekitarnya.
2. Usia 3-6 bulan
Pada usia ini, orang tua bisa mengajarkan anak untuk bermain petak umpet, mencari sumber suara, menirukan suara dan kata, melihat wajah bayi dan ibu di cermin, dan menendang mainan gantung.
Selain itu bisa juga memperhatikan benda bergerak, meraba, dan merasakan berbagai bentuk permukaan dan tekstur.
Baca juga: 5 Tips Beli Mainan yang Aman untuk Anak-anak, Cegah Cedera pada Anak yang Sedang Tumbuh Kembang
3. Usia 6-9 bulan
Memasuki usia 6-9 bulan, orang tua bisa mulai memanggil nama anak, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, serta melatih berdiri sambil berpegangan.