Sering Begadang dan Tidur Larut Malam Dikaitkan dengan Diabetes, Lakukan Ini agar Gula Darah Stabil

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi begadang dan efeknya terhadap gula darah

TRIBUNHEALTH.COM - Begadang atau tidur terlalu larut malam memang dikenal buruk untuk kesehatan.

Tidur larut malam maupun begadang dikaitkan dengan beragam masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga serius.

Kanal kesehatan Times of India melansir, ada peningkatan bukti bahwa faktor-faktor seperti kebiasaan tidur larut malam atau tidur yang tidak cukup dapat mengakibatkan diabetes tipe 2. 

Berikut ini fakta-faktanya.

Efek begadang terhadap gula darah

ilustrasi seseorang yang sedang begadang (kompas.com)

Kerja larut malam, insomnia, dan tidur dalam waktu yang lebih singkat dari yang direkomendasikan akan berdampak buruk pada siklus alami tubuh.

Kurang tidur mempengaruhi ritme sirkadian yang diketahui mengendalikan metabolisme dan kadar glukosa darah.

Ketika sirkardian terganggu, respons tubuh terhadap kadar insulin akan kacau sehingga menyulitkan keseimbangan asupan gula oleh tubuh. 

Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah dan peningkatan kecenderungan terhadap diabetes tipe 2.

Pengaruh hormon

Kurangnya hormon tidur memengaruhi rasa lapar dan kadar glukosa. 

Meningkatnya Kortisol

Saat terjaga pada malam hari, hormon kortisol atau hormon stres akan diproduksi.

Pada gilirannya, ini memicu resistensi insulin, suatu kondisi yang menyebabkan diabetes tipe 2.

Baca juga: 4 Tanda Liver Bermasalah, Kulit Menguning hingga Berat Badan Tiba-tiba Anjlok

Berkurangnya Melatonin

Melatonin, 'hormon tidur' kita diproduksi saat hari gelap dan memberi tahu tubuh bahwa sudah waktunya tidur. 

Kebiasaan tidur yang buruk ini menekan produksi melatonin, memengaruhi pengaturan glukosa dan membuat seseorang rentan terkena diabetes.

Ketidakseimbangan Ghrelin dan Leptin

Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan ghrelin yang merupakan hormon lapar dan penurunan leptin yang merupakan hormon kenyang sehingga menempatkan seseorang pada risiko mengembangkan kebiasaan makan yang tidak sehat dan obesitas yang keduanya merupakan prekursor perkembangan diabetes.

Baca juga: 7 Makanan Rendah Indeks Glikemik untuk Penderita Diabetes, Solusi Gula Darah Stabil Sepanjang Waktu

Perkembangnya perilaku buruk

Halaman
12