Tak Semua Jenis Diet Bagus dan Cocok Mengecilkan Perut Buncit, Ini Alasannya

Penulis: Putri Pramestianggraini
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang melakukan diet untuk mengecilkan perut buncit

"Tapi nanti kondisi asam lambungnya atau kondisi kesehatan lambungnya pasti bermasalah," lanjutnya.

Ahli gizi dari Rumah Sakit Nirmala Suri Sukoharjo, Radyan Yaminar mengungkapkan, tidak makan seminggu juga mempengaruhi konsentrasi.

Tak cuma mengganggu konsentrasi saja, ternyata bisa menyebabkan pusing pula.

Pusing ini terjadi karena otal tidak mendapatkan glukosa yang menjadi energi otak satu-satunya.

"Terus habis itu dari konsentrasinya, sehari-hari dia pasti pusing karena otak itu tidak mendapatkan asupan glukosa yang menjadi energi satu-satunya otak," sambung Radyan Yaminar.

Banyak sekali jenis diet yang diterapkan oleh masyarakat, salah satunya diet keto.

Dari berbagai jenis diet, adakah yang paling efektif untuk mengatasi perut buncit?

Diet memiliki beragam jenisnya, salah satunya diet keto.

Baca juga: Ini yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan saat Migrain

Namun, bagi seseorang yang memiliki perut buncit tentu ingin mengetahui sebenarnya apakah ada diet yang bisa mengatasi perut buncit.

R. Radyan Yaminar menyampaikan, diet keto merupak diet yang memperbanyak asupan lemak dan mengurangi asupan karbohidrat.

Diet keto memang konsumsi lemak yang tinggi.

Lemak tersebut tidak akan dijadikan cadangan, karena tubuh kekurangan energi akibat tidak adanya asupan karbohidrat.

"Membahas diet keto, diet keto itu diet yang memperbanyak asupan lemaknya tapi mengurangi asupan karbohidrat," ujar ahli gizi R. Radyan Yaminar.

"Tujuan dari diet keto ini adalah, kalau misalkan kita konsumsi lemaknya lebih tinggi, lemak itu tidak akan berkesempatan untuk dijadikan cadangan. Karena tubuh pastinya akan kekurangan energi, karena asupan karbohidratnya tidak ada," lanjutnya.

Ia menambahkan, dengan diet keto ini, diharapkan banyaknya lemak yang dikonsumsi diubah menjadi energi.

Baca juga: Cara Mempersiapkan Payudara untuk Menyusui Pasca Melahirkan

Kata Radyan Yaminar, antara lemak, karbohidrat dan protein, satu sama lain bisa menggantikan perannya sebagai energi.

Namun, lemak yang diubah menjadi energi ini berbeda dengan karbohidrat.

Lemak, tidak dibuah 100 persen menjadi energi, berbeda dengan karbohidrat yang efektif bisa langsung digunakan untuk energi.

"Nah, dengan harapannya asupan lemak yang diperbanyak tadi, waktu kita makan langsung diubah jadi energi," imbuhnya.

"Karena, antara lemak, karbohidrat dan protein, tiga ini bisa menggantikan satu sama lain perannya jadi energi," sambung R. Radyan.

Halaman
123