9 Dampak Buruk Malas Gerak dan Minim Aktivitas Fisik, Rawan Terkena Kolesterol hingga Hipertensi

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
ilustrasi seseorang yang memiliki kebiasaan rebahan

TIRBUNHEALTH.COM - Mager atau malas gerak sekarang ini sudah menjadi semacam gaya hidup baru.

Gaya hidup kurang bergerak ditandai dengan minimalnya aktivitas fisik seseorang, seperti banyak menonton TV, terus-menerus duduk saat bekerja, atau menggunakan gawai sambil rebahan.

Padahal aktivitas fisik sangat penting untuk menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan kesehatan kardiovaskular, meningkatkan kekuatan otot dan tulang, mendukung kesejahteraan mental, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Sebaliknya, kurang aktivitas fisik tidak sehat karena menyebabkan berbagai efek kesehatan yang merugikan, termasuk penambahan berat badan, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, atrofi otot, dan kesehatan mental yang buruk.

Melansir kanal kesehatan NDTV,berikut ini efek negatif tidak banyak bergerak.

1. Kenaikan berat badan dan obesitas

ilustrasi seseorang yang memiliki berat badan ideal (kompas.com)

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran kalori, yang menyebabkan kelebihan kalori disimpan sebagai lemak.

Hal ini dapat mengakibatkan penambahan berat badan dan obesitas, yang meningkatkan risiko berbagai kondisi, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kanker tertentu.

2. Penyakit kardiovaskular

Perilaku tidak banyak bergerak dikaitkan dengan buruknya sirkulasi darah, peningkatan tekanan darah, dan kadar kolesterol jahat (LDL) yang lebih tinggi, sekaligus menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).

Perubahan ini berkontribusi terhadap perkembangan aterosklerosis (pengerasan arteri), yang meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Baca juga: 6 Potensi Cokelat Hitam untuk Kesehatan, Kaya Antioksidan hingga Memperbaiki Mood

3. Diabetes tipe 2

Kurangnya aktivitas fisik mengurangi sensitivitas insulin, yang berarti sel-sel menjadi kurang responsif terhadap insulin.

Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi.

Gula darah tinggi yang terus-menerus dapat mengakibatkan perkembangan diabetes tipe 2, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti kerusakan saraf, penyakit ginjal, dan masalah penglihatan.

4. Kelemahan otot

Jika tidak digunakan secara teratur, otot akan kehilangan massa dan kekuatannya, suatu kondisi yang dikenal sebagai atrofi otot.

Kelemahan otot dapat mengganggu fungsi fisik, meningkatkan risiko terjatuh dan cedera, serta mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan.

ilustrasi seseorang yang mengalami cedera otot (freepik.com)

5. Hilangnya kepadatan tulang

Aktivitas fisik, terutama latihan beban, merangsang pembentukan dan pemeliharaan tulang.

Halaman
12