Dalam merangkum temuan ini, Dr. Andi Wijaya, seorang ahli endokrinologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan, "Kayu manis dapat menjadi tambahan yang bermanfaat dalam manajemen diabetes. Namun, seperti halnya dengan semua hal, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan sesuai dengan anjuran dokter."
Bagi mereka yang ingin mengintegrasikan kayu manis dalam pola makan sehari-hari, dapat mencampurkannya ke dalam sajian makan, menambahkannya ke dalam secangkir teh atau memilih untuk mengonsumsinya dalam bentuk suplemen.
Meskipun kayu manis menawarkan potensi manfaat, konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan dalam diet atau regimen pengobatan.
4. Lidah buaya
Lidah buaya, yang sudah lama dikenal memiliki berbagai manfaat kesehatan terutama untuk kulit, kini juga menarik perhatian sebagai tambahan potensial dalam pengobatan diabetes.
Sebuah ulasan pada tahun 2013 menyoroti bahwa lidah buaya dapat berkontribusi dalam melindungi dan memperbaiki sel beta di pankreas yang bertanggung jawab untuk produksi insulin.
Efek positif ini diyakini terkait dengan kandungan antioksidan yang melimpah dalam lidah buaya.
Berdasarkan informasi dari Medical News Today, beberapa studi lain juga mengemukakan temuan serupa.
Lidah buaya telah terbukti mampu menurunkan kadar gula darah puasa, meningkatkan kadar insulin, dan bahkan memberikan perlindungan terhadap penyakit ginjal diabetik.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa sejauh ini, penelitian ini hanya dilakukan pada hewan.
Baca juga: Waspadai 7 Gejala Diabetes yang Terlihat pada Kulit, Termasuk Munculnya Kutil dan Ketiak Menghitam
Karenanya, diperlukan penelitian lebih lanjut dan lebih komprehensif untuk memastikan efektivitas dan keamanan lidah buaya pada manusia.
Dr. Ratna Dewi, seorang ahli endokrinologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan, "Lidah buaya menunjukkan potensi yang menarik dalam pengelolaan diabetes, tetapi kita perlu hati-hati sebelum menyimpulkan bahwa ini dapat menjadi pengobatan yang efektif. Studi lebih lanjut pada manusia akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang manfaat lidah buaya dalam mengatasi diabetes."
Dalam mengeksplorasi potensi penggunaan lidah buaya sebagai tambahan pengobatan diabetes, penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mengubah regimen pengobatan atau diet secara signifikan.
Hingga saat ini, lidah buaya dapat dianggap sebagai pilihan yang menarik, tetapi dengan catatan perlunya penelitian lebih lanjut.
5. Jahe
Jahe, yang sebelumnya terkenal karena manfaatnya dalam menangani masalah pencernaan dan peradangan, kini juga menarik perhatian sebagai potensi bantuan dalam mengelola diabetes.
Sebuah tinjauan pada tahun 2015 mengungkapkan bahwa jahe memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah, meskipun tidak memengaruhi insulin.
Menurut penelitian kecil yang dilakukan pada tahun 2017, jahe kembali membuktikan manfaatnya dalam mengelola diabetes.
Studi ini menemukan bahwa jahe dapat efektif menurunkan kadar glukosa darah puasa dan kadar HbA1c, yang merupakan penanda penting untuk mengukur kontrol gula darah jangka panjang.
Dr. Ika Sulistiana, seorang ahli endokrinologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan, "Temuan ini menarik karena menunjukkan bahwa jahe mungkin memiliki peran yang signifikan dalam manajemen diabetes. Namun, perlu diingat bahwa penelitian ini masih tergolong dalam studi kecil, dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil ini secara menyeluruh."