Bukan hanya garam meja, banyak garam yang tersembunyi dalam berbagai bentuk seperti:
- Makanan olahan, seperti makanan siap saji
- Daging asin, seperti ham, bacon, dan sosis
- Camilan asin, seperti keripik, popcorn, kacang asin, dan biskuit
- Kaldu, bubuk kuah, dan kecap
- Keju
- Udang, ikan asap, dan ikan teri
- Saus tomat, mayones, acar, saus tomat
- Roti dan sereal sarapan
- Makanan kaleng yang mengandung garam
- Sup kalengan, kemasan, dan instan
- Sandwich.
Baca juga: Olahraga yang Cocok untuk Penderita Asam Urat
Batas Konsumsi Gula Garam dan Lemak
Kementrian Kesehatan (Kemenkes) resmi mengeluarkan batas konsumsi gula, garam dan lemak karena alasan kesehatan.
Pasalnya, terlalu banyak makan gula, garam dan lemak berisiko meningkatkan penyakit tidak menular (PTM) seperto diabetes, tekanan darah tinggi dan jantung.
Dalam rilis resminya, Kemenkes menjelaskan bahwa dalah satu dampak konsumsi gula, garam dan lemak berlebih ialah obesitas.
Obesitas merupakan salah satu faktor penyakit tidak menular.
Hal ini menyebabkan peningkatan angka obesitas yang beriringan dengan meningkatnya penyakit tidak menular.
Data The Global Burden of Disease 2019 and Injuries Collaborators 2020 menyebutkan, PTM merupakan penyebab dari 80 persen kasus kematian di Indonesia.
Untuk menghindarinya, maka dari itu sangat penting membatasi konsumsi gula, garam dan lemak.
Baca juga: Antara Laki-laki dan Perempuan, Mana yang Paling Banyak Mengalami Asam Urat Tinggi?