TRIBUNHEALTH.COM - Intermittent fasting atau puasa intermittent adalah salah satu metode diet yang dinilai efektif untuk menurunkan berat badan.
Kebanyakan metode diet berfokus pada apa yang akan dimakan, namun intermittent fasting justru berfokus pada waktu atau jendela makan.
Dengan metode ini, Anda hanya akan makan di jam-jam tertentu saja. Beberapa tipe intemittent fasting adalah 16:8 dan 5:2.
Misalnya, ketika Anda mencoba berpuasa 16:8, berarti Anda akan makan selama 8 jam dan puasa selama 16 jam.
Baca juga: Minum Teh Tiap Hari Dapat Mengurangi Risiko Diabetes Tipe 2, Ini Jenis Teh yang Aman Dikonsumsi
Sejumlah penelitian menunjukkan, berpuasa selama beberapa jam dapat berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh ahli saraf Johns Hopkins University, Mark Mattson yang diterbitkan di New England Journal of Medicine mengungkapkan, ada berbagai manfaat kesehatan dari intermittent fasting, mulai dari panjang umur hingga terhindar dari penyakit kronis.
Manfaat Intermittent Fasting Bagi Kesehatan
Melansir dari Healthline, berikut ini manfaat dari intermittent fasting bagi kesehatan.
1. Perubahan fungsi hormon, sel, dan gen
Dikutip dari Healthline, ketika menjalani intermittent fasting, tubuh akan mengubah kadar hormon untuk membuat lemak tubuh yang tersimpan, lebih mudah diakses dan memulai perbaikan sel yang penting.
Terdapat beberapa perubahan yang terjadi dalam tubuh saat puasa intermittent adalah sebagai berikut.
- Kadar insulin akan turun secara signifikan, sehingga mendorong pembakaran lemak
- Kadar hormon pertumbuhan manusia dapat meningkat
- Proses perbaikan sel
- Terlindung dari berbagai penyakit kronis, seperti diabetes dan jantung
Baca juga: Kecanduan Makanan Manis? dr. Zaidul Akbar Bagikan Tips untuk Mengatasinya dengan Perbanyak Makan Ini
2. Mengurangi risiko diabetes tipe 2
Pada 2018, sebuah uji coba intermittent fasting terhadap tikus diabetes.
Hasilnya, puasa intermittent telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan dapat melindungi dari terkena komplikasi diabetes.
Lebih lanjut, dalam tinjauan tahun 2022, ada 10 studi yang membahas mengenai puasa intermittent.
Mayoritas penulis menyampaikan bahwa selama melakukan puasa intermittent, gula darah puasa berkurang rata-rata 0,15 milimol per liter.
Kendati demikian, ada potensi perbedaan efek bagi pria dan wanita yang melakukan intermittent fasting.
Sebab, berdasarkan dari sebuah studi tahun 2015, kadar gula darah pada wanita menurun setelah melakukan puasa intermittent selama tiga minggu, sedangkan pada pria terjadi peningkatan kadar gula darah.
Baca juga: Sering Merasa Lapar Meski Sudah Makan Banyak? Hati-hati Gejala Penyakit Ini
3. Mengurangi stres oksidatif dan peradangan pada tubuh
Stres oksidatif merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan penuaan dan menimbulkan berbagai penyakit kronis.
Baca tanpa iklan