5 Dampak Buruk Sering Begadang, Kekebalan Tubuh Melemah dan Rentan Mengalami Penyakit

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
ilustrasi seseorang yang begadang

TRIBUNHEALTH.COM - Begadang dan tidur larut malam merupakan kebiasaan umum yang dilakukan oleh banyak orang.

Setelah seharian bekerja, terkadang seseorang menghabiskan waktu malam hari untuk bermain media sosial atau pun aktivitas lain.

Padahal, tubuh juga membutuhkan waktu untuk istirahat.

Oleh sebab itulah begadang dan tidur larut malam memiliki sederet dampak buruk.

Kanal kesehatan Times of India memberitakan, tidur larut malam dapat mengurangi angka harapan hidup, mempengaruhi fungsi kognitif, hingga menambah berat badan.

Berikut ini uraian lengkap mengenai dampak buruk begadang.

Baca juga: Pakar Tak Sarankan Tidur dengan Kipas Angin Menyala, Sebabkan Udara Kering, Buruk untuk Kesehatan

Mengurangi harapan hidup

ilustrasi begadang (kompas.com)

Sebuah penelitian yang diterbitkan diĀ The Lancet mengamati 3.757 warga di Korea.

Setelah melakukan penelitian selama 16,7 tahun, mereka menemukan bahwa orang berusia antara 40 dan 69 tahun yang butuh waktu lama untuk bisa tertidur, lebih mungkin meninggal lebih awal.

Penelitian ini menambah lebih banyak bukti bahwa tidur sangat penting untuk menjaga kita tetap sehat.

Baca juga: Tak Melulu Soal Mengurangi Makan dan Olahraga, Penurunan Berat Badan Perlu Didukung Tidur yang Cukup

Gangguan fungsi kognitif

Begadang dapat mengganggu fungsi kognitif seperti memori, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.

Hal ini juga dapat berdampak negatif terhadap konsentrasi dan produktivitas.

Tidur sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental, dan kurang tidur kronis dapat mengganggu fungsi kognitif, suasana hati, dan kesehatan secara keseluruhan.

Pertambahan berat badan

Berat badan (Pexels)

Pola tidur yang tidak teratur dapat merusak keseimbangan hormonal tubuh, terutama yang mengontrol nafsu makan dan metabolisme.

Gangguan ini dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan, yakni penambahan berat badan dan peningkatan risiko obesitas.

Ketika tidur tidak konsisten, hormon yang bertanggung jawab memberi sinyal rasa lapar dan kenyang, seperti leptin dan ghrelin, bisa menjadi tidak seimbang.

Akibatnya, individu mungkin 'ngidam' makanan tidak sehat dan berkurangnya kemampuan membakar kalori secara efisien.

Memprioritaskan tidur teratur dan berkualitas sangat penting tidak hanya untuk kesehatan secara keseluruhan tetapi juga untuk menjaga berat badan yang sehat.

Baca juga: Ngemil saat Diet, Kenapa Tidak? Ngemil Kacang Jenis Ini Justru Bisa Membantu Penurunan Berat Badan

Halaman
12