"Ayahnya Waliyin sudah meninggal lama, ayahnya orang sini asli. Mereka 4 bersaudara lahir di sini semua, dua laki-laki dan dua perempuan. Yang tinggal di rumah itu, tinggal Ibunya dan abangnya Waliyin (sudah berkeluarga), jadi ada dua keluarga di sana , sudah KK sendiri-sendiri,"terangnya.
Baca juga: dr. Binsar Sebut Dikatakan Impotensi Jika Ereksi Terjadi pada Derajat Satu, Berikut 4 Derajat Ereksi
Lanjut dia, Ibu kandung Waliyin sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Sedangkan, saudara laki-lakinya bekerja serabutan.
"Kalau Waliyin itu kerja ke luar-luar itu (ke luar kota). Tapi, saya tidak tahu persis kapan mulai merantau, berapa lama gitu, taunya itu merantau aja. Kalau dulu, di rumah sebelum merantau ya bantu-bantu ibunya, ya nganggur lah ya,"terangnya.
Ia mengatakan, terakhir kali bertemu dengan Waliyin sebelum puasa tahun 2022 lalu. Saat itu, Waliyin bersama ibunya datang untuk membuat sertifikat tanah.
"Kemari sama ibunya, dua orang aja. Itu sikapnya masih normal tidak ada yang mencurigakan. Itu mau buat sertifikat tanah katanya untuk Waliyin,"ungkapnya.
Carik Sukomulyo sekaligus tetangga Waliyin, Sudaliyo mengatakan, mengetahui berita mutilasi awalnya dari melihat berita di mana domisili salah seorang tersangka tertuju pada Dusun Gatak, RT002/RW005, Desa Sukomulyo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
"Memang di sini, ada namanya Waliyin. Tetapi saya kurang tau apakah dia itu orang yang membunuh dan memutilasi. Karena, dari keluarga juga belum ada ngomong-ngomong. Saya juga baru tahu siang ini, jadi kebenaran itu Waliyin apa tidak saya belum tahu, tapi yang pasti di sini ada warga namanya Waliyin,"ucapnya.
Kata Sudaliyo, Waliyin yang dikenalnya merantau sejak lulus MTS atau Setingkat SMP. Namun, dirinya tidak mengetahui persis pekerjaan apa yang dilakoni oleh Waliyin.
"Kalau kerjanya apa saya tidak tahu, katanya yaitu ikut juragan-nya. Dia juga merantau pernah sampai Papua. Itu juga pernah kata keluarganya merantau sampai ke Singapura. Itu saya ditunjukin foto sama keluarganya di rumahnya itu, ada bacaan 'Di Singapura'. Kalau yang merantau di Jogja ini dikasih tau sama keluarganya, katanya di Jogja gitu,"bebernya.
Baca juga: Jangan Tertukar, Gejala Kanker Langka Ini Mirip Alergi, Waspadai Hidung Tersumbat Tak Kunjung Sembuh
Menurut Sudaliyo, Waliyin juga sosok anak yang kalem, anteng, dan rajin. Bahkan, tak jarang jika kembali ke rumahnya Waliyin selalu menyempatkan ikut Mujadahan bersama warga kampung.
"Biasanya kadang-kadang itu, hari Jumat pulang, itu ikut Mujadahan. Kalau pulang pasti serawung dengan warga. Kalau saya terakhir kali jumpa dengan Waliyin itu pas Lebaran 2022 lalu. Dia (Waliyin) itu, keliling lebaran bersama-sama temannya ke rumah-rumah warga.
"Ya anak rajin lah, dulu sebelum merantau juga suka bantu ibunya cari kayu bakar sebelum ada kompor, jadi tetap masih belum percaya itu Waliyin, karena anak seperti ini kayaknya tidak mungkin melakukan hal itu (pembunuhan dan mutilasi),"urainya.
Anak-anak Mancing
Laporan TribunJogja.com sebelumnya, kasus penemuan potongan tubuh manusia berawal pada Rabu (12/7/2023) petang.
Saat itu menjelang magrib, anak-anamk yang sedang mencing melihat ada potongan tangan dan kaki manusia.
Mereka merasa ketakutan hingga akhirnya naik (dari sungai) dan melaporkan ke warga kampung sebelah.
Baca juga: Kabur H-3 Akad Gara-gara Belum Siap Punya Istri, Kakak Ini Rela Gantikan Adiknya Nikah di Polman
Setelah mendapat laporan itu, wagra langsung menelepon Bhabinkamtibmas.
Dugaan kuat, potongan tubuh itu sengaja dibuang di lokasi jika merujuk saat ini adalah musim kemarau, sehingga debit aliran Sungai Bedog relatif minim.
Dengan kata lain, kemungkinan potongan tubuh itu hanyut dari saluran atas sungai kecil.
Setelah itu, polisi dan tim SAR melakukan penyisiran untuk mencari kemungkinan temuan potongan tubuh lainnya.
Dan benar saja, selain ditemukan di aliran Sungai Bedog, potongan tubuhh pun ditemukan di semak-semak seputar lokasi temuan pertama.
Keterangan dari Kombespol Yuswanto Ardi, Kapolresta Sleman mengatakan, lokasi penemuan potongan yang pertama ada di dasar sungai.
Namun, ada juga beberapa potongan lagi yang ditemukan di semak-semak di atas sekiitar lokasi penemuan pertama.
Temuan itu masih terus berlanjut, dari potongan dua kaku dari batas mata kaki.
Kemudian ditenukan juga potongan tangan kiri sampai batas pergelangan tangan.
Ada juga potongan tubuh lain seperti pada bagian perut atau bagian tubuh lain yang belum bisa diidentifikasi.
Keterangan dari tim TRC BPBD Kabupaten Sleman, pencarian itu dilakukan sejak pukul 19.30 hingga 21.00 WIB pada jarak 100 meter ke utara - selatan dari lokasi penemuan pertama.
hasilnya, setidaknya lima potongan tubuh ditemukan oleh tim pencari.
Pencarian Kamis 13 Juli 2023
Pencarian pada hari ini Kamis (13/7/2023), tim SAR bersama Reskrim Polresta Sleman melakukan penyisiran lebih meluas di tiga lokasi jembatan.
Koordinator SAR DIY unit Wonokerto, Agus Riyanto mengatakan, pencarian lanjutan pada hari ini dilaksanakan dengan membagi tim SAR dan potensi lainnya menjadi tiga Search Rescue Unit (SRU).
Baca juga: Sulit Berhenti Minum Kopi? Berikut dr. Zaidul Akbar Bagikan Solusi untuk Hilangkan Kecanduan Kopi
Mereka mencari di tiga lokasi berbeda. Yaitu di Jembatan Kelor yang merupakan titik pertama ditemukannya potongan dua kaki dan tangan.
Kemudian, pencarian juga dilakukan di dua jembatan lainnya yaitu Jembatan Ganggong dan Jembatan Dadapan.
"Jarak penyisiran sekitar 100 meter dari jembatan. (Saat pencarian) kita melihat kondisi debit air juga. Ketika debit airnya besar dimungkinkan (pencarian) masih bisa melebar," katanya.
Menurut dia, pertimbangan mengapa pencarian dilakukan di tiga jembatan lain karena kuat dugaan Potongan tubuh manusia yang ditemukan dibuang dari atas jembatan.
Di sepanjang jalan tersebut ada tiga jembatan sehingga dilakukan pencarian juga di dua jembatan lainnya. Proses pencarian dilakukan sejak pagi hingga dilakukan nanti siang.
"Tadi briefing dari Reskrim Polresta Sleman (pencarian) di 3 lokasi tadi perintahnya sampai jam 12.00 WIB," tutur Agus.
Hasil asesmen, debit air tertinggi sungai Bedog ini sekitar 1.5 meter. Proses pencarian dilakukan dengan penyisiran.
Belum ada opsi mencari dengan cara menyelam. Namun tidak menutup kemungkinan cara itu akan dilakukan jika ditemukan ada tanda-tanda yang mengarah ke temuan.
Kapolresta Sleman Kombes Pol Yuswanto Ardi mengungkapkan, hasil temuan yang didapat sejauh ini masih seperti pencarian Rabu (12/7/2023) malam.
Potongan tubuh yang ditemukan berupa dua kaki sebatas mata kaki, tangan kiri dan ditemukan juga potongan daging.
Polisi juga menemukan dan mengamankan barang lainnya yang dimungkinkan berkaitan dengan peristiwa tersebut.
Barang lain yang turut diamankan adalah bungkusan plastik yang berisi pakaian dalam wanita.
"Kami menemukan bungkus plastik yang berisi pakaian dalam wanita, tapi belum bisa dipastikan, apakah ada kaitannya dengan itu atau tidak," kata Ardi.
(Tribunjogja.com/Rif/Ndg/Tsf) (TribunHealth.com)