TRIBUNHEALTH.COM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melaksanakan doa bersama untuk Redho Tri Agustian yang diduga menjadi korban mutilasi di Sleman.
Doa bersama berlangsung di depan gedung Rektorat UMY, Senin (17/7/2023) malam, dilansir dari laman TribunJogja.com
Agenda doa bersama ini diikuti oleh ratusan mahasiswa, tidak ada undangan khusus dan hanya flayer yang disebarkan melalui media sosial.
Tak hanya doa bersama, mahaasiswa UMY juga berbondong-bondong menyalakan lilin dan menaburkan bunga sebagai simbol kehilangan.
Redho Tri Agustian merupakan mahasiswa Fakultas Hukum UMY angakatan 2021.Ia pun dikenal dengan nama panggilan Tomi oleh teman-teman dekat di satu fakultasnya.
Setiyantoro Wahyu Aditama (19), yang merupakan teman satu fakultas Redho Tri Agustian atau Tomi juga datang ke agenda doa bersama dengan perasaan setengah tidak percaya jika temannya dihabisi dengan cara yang sadis.
Baca juga: Aneurisma Bisa Dicegah agar Tak Berakibat Fatal, dr. Abrar Arham Sampaikan Penjelasannya
Pria yang akrab dipanggil Tian masih punya harapan kecil nahwa korban mutilasi di Sleman itu bukan Tomi yang ia kenal setahun lalu.
"Saya berharap kalau itu bukan Kak Tomi. Tapi kepolisian baru saja memberikan beberapa bukti, dan mengarahkan ke sana. Entah, hanya perasaan saya ingin tidak percaya itu," kata Tian saat bercerita kepada Tribunjogja.com.
Tian mengaku jika hubungannya dengan Tomi cukup dkeat. Mereka kenal saat masa orientasi kampus. Tomi merupakan senior satu tingkat diatas TIan yang bertindak sebagai pembimbing kelompok Tian dan teman-temannya.
"Kak Tomi biasanya sering kasih kabar, karena biasanya kami sering mabar (main bareng) gim Mobile Legends. Terakhir kami kontakan tanggal 5 Juli, yang saya tahu dia lagi ada kesibukan waktu itu," jelas dia.
Ketika berbincang dengan Tribun Jogja, Tian pun duduk di samping foto Tomi dan lilin yang menyala, serta bunga-bunga yang ditabutkan oleh para mahasiswa. Ia bergeming, padahal banyak sudah beranjang selepas doa bersama selesai.
Tian mengabadikan momen tersebut dengan befoto di samping foto Tomi. Tian pun mengatakan jika xara itu menjadi penginat untuknya suatu saat nanti, kalau Tomi adalah salah satu temannya yang berarti.
"Saya sudah dianggap seperti adiknya Kak Tomi. Teman-teman yang lain sering bilang 'tuh kakakmu'," katanya sambil mengenang.
Selain main Mobile Legends, Tomi dan TIan pun juga sama-sama menyukai dance, entah tarian modern maupun tradisional. Dua hal ini membuat hubungan keduanya semakin dekat.
Baca juga: Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Berpotensi Mengalami Jerawat, Terutama saat Puber
Tian pun mengaku sering menjemput Tomi di kosnya yang hanya sepelemparan batu dari kampus UMY. "Biasanya buat nongkrong, main mobile legends," ujarnya.
Pada malam terakhir, Tian merasa merinding setiap mengingat temannya dibunuh dan dimutilasi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana saat-saat terakhir Tomi kehilangan nyawanya.
"Saya membayangkannya sangat ngeri. Ada orang sebengis itu menghabisi nyawa orang lain, lalu dimutilasi. Saya sangat kesal, marah, benci karena itu," ucap dia.
Di mata Tian, Tomi adalah orang sangat ceria, peka terhadap lingkungan, dan sangat suportif. Bahkan agenda doa bersama di UMY yang dihadiri ratusan mahasiswa jadi pertanda bahwa temannya adalah orang yang baik.
"Saya senang banyak peduli sama Kak Tomi. Entah orang yang jauh atau tidak kenal, mereka datang ke sini buat berdoa," tutupnya.
Pelaku Ditangkap, Tunggu Polisi Ungkap Motif