Tips dan Trik

4 Tips Cara Mengatasi Kecemasan: Berhenti Merokok dan Hindari Kopi Sementara Waktu

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi seseorang yang sedang mengalami kecemasan

TRIBUNHEALTH.COM - Ada sejumlah tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan, termasuk mengurangi asupan kafein dan sejumlah hal berikut.

Kecemasan memang merupakan hal yang wajar dirasakan.

Namun apabila kecemasan sering terjadi, hal ini bisa mempengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari.

Karenanya, penting untuk mengetahui beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari dan mengatasi kecemasan.

Dilansir TribunHealth.com dari Healthline, berikut ini uraiannya.

Baca juga: Masalah Tidur hingga Kecemasan Bisa Jadi Penyebab Berat Badan Tak Kunjung Turun

Batasi asupan kafein

ilustrasi seseorang yang mengonsumsi kopi (kompas.com)

Jika tengah mengalami kecemasan kronis, kafein bukanlah pilihan yang baik.

Kafein dapat menyebabkan kegugupan dan kegelisahan, keduanya tidak baik ketika tengah cemas.

Penelitian telah menunjukkan kafein dapat menyebabkan atau memperburuk gangguan kecemasan.

Kafein juga dapat menyebabkan serangan panik pada orang dengan gangguan panik.

Pada beberapa orang, menghilangkan kafein dapat secara signifikan memperbaiki gejala kecemasan.

Mirip dengan alkohol, kafein dan kecemasan sering dikaitkan, karena kemampuan kafein untuk mengubah kimia otak.

Misalnya, sebuah studi tahun 2008 menunjukkan bahwa kafein meningkatkan kewaspadaan dengan memblokir adenosin kimia otak, yang membuat seseorang merasa lelah, sementara pada saat yang sama memicu pelepasan adrenalin.

Baca juga: Olahraga Teratur Dapat Berkontribusi Positif untuk 6 Kondisi Kronis Berikut Ini, Termasuk Kecemasan

Aktif dan rutin olahraga

Ilustrasi orang yang rutin berolahraga. Olahraga dapat berkontribusi positif terhadap berbagai kondisi kronis berikut (Pexels)

Olahraga teratur bukan hanya tentang kesehatan fisik, tapi juga bisa sangat membantu kesehatan mental.

Sebuah studi 2013 menemukan bahwa orang dengan gangguan kecemasan yang melaporkan aktivitas fisik tingkat tinggi, lebih terlindungi dari gejala kecemasan yang berkembang.

Ini bisa karena berbagai alasan.

Olahraga dapat mengalihkan perhatian dari sesuatu yang membuat cemas.

Meningkatnya detak jantung juga mengubah kimia otak untuk menciptakan lebih banyak ruang bagi zat kimia saraf anti-kecemasan, seperti:

  • serotonin
  • asam gamma-aminobutirat (GABA)
  • faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF)
  • endocannabinoids

Menurut American Psychological Association (APA), olahraga teratur mengarah pada peningkatan konsentrasi dan kemauan, yang dapat membantu gejala kecemasan tertentu.

Halaman
12