Kasus Tuberkulosis di Indonesia Masih Terbilang Tinggi, Ini Tantangan yang Dihadapi

Penulis: Dhiyanti Nawang Palupi
Editor: Ahmad Nur Rosikin
Ilustrasi pengidap tuberkulosis, begini pemaparan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P

TRIBUNHEALTH.COM – Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih terbilang tinggi.

Pada tahun 2020, Indonesia menempati posisi ketiga dengan beban jumlah kasus terbanyak.

Angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis pun masih sub-optimal pada 85 persen, dibawah target global untuk angka keberhasilan pengobatan 90 persen.

Sementara jumlah kasus tuberkulosis yang ditemukan dan dilaporkan ke SITB 2022 adalah sebanyak 717.941 kasus dengan cakupan penemuan tuberkulosis sebesar 74 persen.

Pasien tuberkulosis yang belum ditemukan bisa menjadi sumber penularan TB/TBC di masyarakat sehingga hal ini menjadi tantangan besar bagi program penanggulangan tuberkulosis di Indonesia.

Baca juga: Prosedur Botox yang Tidak Tepat Dapat Membuat Wajah Menjadi Kaku dan Terlihat Galak

Ilustrasi seseorang terdiagnosa tuberkulosis, begini penjelasan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (pixabay.com)

Baca juga: Benarkah Penggunaan Masker Efektif Mencegah Penularan Tuberkulosis? Ini Keterangan dr. Brigitta

Untuk mengetahui mengenai masalah kesehatan paru-paru dan pernapasan, kita bisa bertanya langsung dengan dokter yang berkompeten seperti dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P merupakan Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan.

dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P lahir di Surakarta, 23 November 1989.

Sejak lahir hingga saat ini rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P berdomisili di Surakarta.

Bahkan dia menempuh pendidikan hingga menjadi seorang dokter spesialis di Surakarta.

Adapun latar belakang pendidikan dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ialah sebagai berikut:

- SMP Negeri 4 Surakarta (2002-2005)

- SMA Negeri 3 Surakarta program Akselerasi (2005-2007)

- Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2007-2012)

- Pendidikan spesialis program studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret Surakarta (2017-2021)

Rupanya dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P tidak hanya bekerja di satu rumah sakit saja, ia menjadi Dokter Spesialis Paru di RS UNS, RS Triharsi, dan RS Slamet Riyadi.

Selain bekerja di beberapa rumah sakit, ia juga menjadi dosen di program studi pendidikan dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di UNS.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Laki-laki Lebih Berisiko Mengalami Bau Mulut saat Berpuasa Dibandingkan Perempuan?

Profil Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P (Dokumentasi Pribadi Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan, dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P)

Baca juga: Anak Terlalu Cepat Tumbuh Gigi, Ketahui Penyebabnya dari drg. R. Ngt. Anastasia Ririen Pramudyawati

Terdapat beberapa organisasi yang dr. Brigitta Devi Anindita Hapsari, Sp.P ikuti, yaitu:

- Sie Ilmiah perhimpunan dokter paru cabang Surakarta

- Anggota pokja intervensi dan gawat napas-perhimpunan paru Indonesia

Halaman
12